Jokowi: Perizinan Investasi Lama, Memalukan

CNN Indonesia
Kamis, 27 Jul 2017 12:18 WIB
Presiden Joko Widodo mengingatkan, salah satu kunci utama meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan negara adalah investasi.
Presiden Joko Widodo mengingatkan, salah satu kunci utama meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan negara adalah investasi. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menegaskan, akan sangat memalukan bagi negara apabila proses perizinan bisnis memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Ia mengaku hal ini masih terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.

Jokowi mengingatkan, salah satu kunci utama meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan negara adalah investasi.

"Perizinan tolong diperbaiki total. Zaman IT begini 'ngurus, itu masih minggu, bulan, apalagi tahun. Sangat memalukan," ujar Jokowi dalam Rakornas Pengendalian Inflasi, Kamis (27/7).

Ia berulang kali mengatakan, penerbitan izin harus cepat. Beragam proses yang menghambat harus dipotong. Apabila tidak, investor akan pindah ke negara lain. Sehingga Indonesia rugi dua kali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mencontohkan proses pengeluaran sembilan izin di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hanya memerlukan tiga jam.

Dalam kurun itu, izin investasi, akta perusahaan dan NPWP, TDP, rencana penggunaan tenaga kerja asing, isin mempekerjakan tenaga kerja asing, angka pengenal importir produsen, nomor induk kepabeanan, dan surat keterangan informasi ketersediaan lahan diselesaikan.

Sehingga, Jokowi berpendapat, pengeluaran izin investasi di daerah seharusnya mampu lebih cepat daripada pusat. Sebab, daerah memiliki lingkup yang lebih kecil.

Di sisi lain, sesungguhnya banyak sekali investor yang sudah menanti masuk Indonesia. Jokowi meminta, pemerintah pusat terutama daerah memperbaiki keruwetan proses perizinan.

"Kalau masih keluar minggu, bulan, dan tahun akan ditertawakan nanti. Karena kunci kita di ekspor dan investasi," tuturnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER