Jakarta, CNN Indonesia -- PT Angkasa Pura (AP) II dipastikan akan membentuk perusahaan patungan
(joint venture) bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Barat, PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) untuk mengelola bersama Bandara Kertajati, Jawa Barat.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, nantinya Pemerintah Daerah (Pemda) akan tetap memegang saham mayoritas di Bandara Kertajati. Pasalnya, pemerintah ingin mempertahankan bandara ini sebagai contoh kerja sama antara pemerintah pusat dan pemda dalam membangun bandara di daerah.
"Pemda pun pro aktif dalam hal pendanaan untuk mengakselerasi proyek ini," kata Budi, Selasa (1/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan skema kerja sama ini, lanjut Budi, diharapkan pembangunan bandara yang biasanya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat beralih dengan berbagi ekuitas
(sharing equity), sekaligus operasional.
"Bukan tidak mungkin dengan seperti ini, swasta bisa menginisiasi untuk bandara yang lebih kecil," kata Budi.
Budi juga membuka peluang bagi pihak lain selain APII untuk bergabung dalam pembangunan dan pengembangan Bandara Kertajati. Budi menyebut, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sebelumnya sempat menyatakan minatnya untuk bergabung.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memaparkan, AP II rencananya akan menggenggam saham sebesar 49 persen dan Pemda 51 persen. Namun, total investasi bandara tersebut hingga kini masih dalam proses penghitungan.
Luhut sendiri menargetkan, Bandara kertajari dapat selesai pada kuartal I tahun 2018, sehingga bisa segera dioperasikan. Menurut Luhut, dengan
joint venture yang dilakukan, maka Bandara kertajati akan mendapatkan lisensi
(license).Adapun, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyebut, nilai investasi pembangunan Bandara Kertajati mencapai Rp2,6 triliun. Namun, angka itu belum termasuk pembiayaan lahan.
"Kalau sama lahan banyak sekali, nanti kami inbreng ke BIJB, tanah Pemprov kami beli dan diberikan ke BIJB sebagai penyertaan modal supaya bisa mencapai 51 persen," tutur Deddy.
Saat ini, proses pembangunan Bandara Kertajati masih terus berjalan. Untuk
progress-nya sendiri berbeda-beda. Misalnya saja untuk fisiknya,
runway dan
airnav."Ada 43 persen, 80 persen. Yang penting berjalan terus," pungkas Deddy.