Daya Beli Rendah, Masyarakat Diklaim Lebih Pilih Menabung

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Rabu, 02 Agu 2017 18:15 WIB
Bank Indonesia mencatat, hingga Juni 2017 DPK yang dihimpun perbankan meningkat 10 persen menjadi Rp4.991 triliun dari periode yang sama tahun lalu.
Bank Indonesia mencatat, hingga Juni 2017 DPK yang dihimpun perbankan meningkat 10 persen menjadi Rp4.991 triliun dari periode yang sama tahun lalu. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah indikator daya beli dan pengeluaran masyarakat sepanjang kuartal II 2017, tercatat terus mengalami perlambatan. Dugaan perekonomian yang lesu ini membuat masyarakat lebih memilih menyimpan uangnya di bank daripada membelanjakannya.

Hal ini terindikasi dari meningkatnya jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mengendap di perbankan. DPK merupakan simpanan pihak ketiga pada Bank Umum dan BPR yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka (deposito) dalam rupiah maupun valuta asing.

Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), hingga Juni 2017 DPK yang dihimpun perbankan menjadi Rp4.991 triliun meningkat 10 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp4.456,8 triliun.

Direktur Retail Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Tardi mengatakan, peningkatan jumlah simpanan di bank itu mengindikasikan perilaku masyarakat terutama bisnis yang cenderung menahan ekspansi bisnisnya di tengah kelesuan ekonomi. Hal ini juga membuat para pelaku bisnis menahan diri menarik fasilitas kredit investasi yang ditawarkan bank.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini memang ada kecenderungan bukan lambat ekonomi, tetapi perilaku nahan dikit untuk ekspansi bisnis," ujar Tardi, Rabu (2/8).

Kendati demikian, ia menilai tren bunga yang stabil juga mendorong orang untuk menginvestasikan dananya di bank. Menurut data bank sentral, suku bunga simpanan dengan tenor tiga bulan masih stabil berada di level 6,62 persen

"Tapi, kita rasa bagus, ada tren bunga stabil, kalau bunga stabil mau tidak mau orang akan investasi dalam untuk usaha. tapi memang masih wait and see.
Bisa lanjut sampai akhir tahun kalau begini," ujarnya.

Sementara itu, menurut Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Randi Anto, di samping sikap antisipatif pelaku bisnis, peningkatan jumlah simpanan nasabah di bank bisa juga disebabkan oleh pola konsumsi masyarakat yang sudah mulai berubah.

Ia berpendapat, ada kecenderungan masyarakat mulai berpikir dan mengatur strategi pengeluaran untuk menghadapi kebutuhan hidup hingga akhir tahun nanti.

"Masyarakat sekarang sudah lebih cerdas dan bisa berhitung seperti untuk kebutuhan-kebutuhan Desember mendatang sehingga mereka mulai menabung," ungkapnya. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER