Volume Penjualan Batu Bara Adaro Turun jadi 25,27 Juta Ton

CNN Indonesia
Jumat, 04 Agu 2017 11:17 WIB
Pasokan batu bara dari Indonesia terbatas karena hujan deras di negara ini berlanjut sampai kuartal kedua sehingga mengganggu produksi.
Pasokan batu bara dari Indonesia terbatas karena hujan deras di negara ini berlanjut sampai kuartal kedua sehingga mengganggu produksi. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan pelemahan kinerja penjualan. Sepanjang separuh tahun ini, perusahaan mencatatkan penurunan volume penjualan batu bara sebesar 7 persen menjadi 25,27 juta ton, dari 27,13 juta ton di periode yang sama 2016.

Mahardika Putranto, Head of Corporate Secretary Adaro Energy mengatakan, total produksi batu bara Adaro Energy untuk enam bulan pertama 2017 mencapai 25,13 juta ton, atau turun 3 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Pada kuartal kedua 2017, Adaro Energy memproduksi 13,27 juta ton batu bara melalui PT Adaro Indonesia (AI), PT Semesta Centramas (SCM), PT Laskar Semesta Alam (LSA) dan Adaro MetCoal Companies (AMC), atau sedikit meningkat dibandingkan 13,23 juta ton pada kuartal kedua 2016.

Pengupasan lapisan penutup untuk kuartal II 2017 turun 1 persen menjadi 57,02 million bank cubic meter (Mbcm) dibandingkan kuartal II 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Nisbah kupas gabungan rata-rata untuk kuartal ini mencapai 4,30x dan 4,45x untuk semester ini, atau di bawah nisbah kupas yang direncanakan pada 4,85x karena hari hujan yang lebih banyak dan curah hujan yang lebih tinggi di wilayah operasi perusahaan, yang terus berlanjut di sepanjang periode ini,” kata Mahardika dalam keterangan resmi, Jumat (4/8).

Ia menambahkan, Adaro Energy memperkirakan peningkatan pengupasan lapisan penutup di kuartal-kuartal berikutnya serta menargetkan nisbah kupas gabungan rata-rata akan mencapai target sebesar 4,85x.

“Pada kuartal ini, Adaro Energy menjual 13,24 juta ton batu bara, atau turun 3 persen dari kuartal II 2016. Total volume penjualan untuk semester I 2017 adalah 25,27 juta ton, atau turun 7 persen dari semester I 2016,” jelasnya.

Volume Penjualan Batu Bara Adaro Turun jadi 25,27 Juta Ton(CNN Indonesia/Gentur Putro Jati)
Porsi penjualan domestik dalam enam bulan pertama 2017 tercatat 23 persen. Tujuan penjualan batu bara Adaro Energy didominasi oleh negara-negara sedang berkembang di Asia, yang sejalan dengan perkiraannya bahwa negara-negara ini ke depannya akan mengendalikan permintaan batu bara.

Perseroan menyatakan, kuartal II 2017 diwarnai dengan volatilitas pasar batu bara yang dipicu oleh langkah kebijakan dan gangguan cuaca. Sentimen pasar negatif yang disebabkan oleh fenomena alam Topan Debbie yang melanda Australia pada akhir Maret juga mempengaruhi awal kuartal kedua.

Walaupun fenomena ini hanya berdampak terhadap wilayah produksi batu bara metalurgi, harga batu bara termal pun ikut menikmati manfaat dari sentimen pasar.

“Pasokan batu bara dari Indonesia terbatas karena hujan deras di negara ini berlanjut sampai kuartal kedua sehingga mengganggu produksi, pengangkutan dan pemuatan batu bara di beberapa wilayah, yang kemudian membatasi ketersediaan pasokan terhadap pasar lintas samudera,” jelas Mahardika.

Sementara, permintaan domestik bagi batu bara di Indonesia hingga Mei 2017 meningkat 14 persen secara tahunan karena ada beberapa pembangkit listrik yang mulai beroperasi.

Menurut PLN, rasio elektrifikasi Indonesia per akhir Juni 2017 mencapai 92,79 persen, atau naik dari 91,16 persen pada akhir Desember 2016, di periode yang sama, ada sekitar 1,7 gigawatt (GW) pembangkit listrik milik PLN dan IPP yang mulai beroperasi.

Untuk menjaga pasokan batu bara untuk pembangkit listrik Indonesia yang direncanakan, Pemerintah RI telah mengeluarkan instruksi untuk mengendalikan produksi batu bara Indonesia pada 400 Mtpa mulai tahun 2019.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER