Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) mencatatkan volume produksi sebesar 4,49 juta ton sepanjang kuartal I tahun ini. Angka tersebut meningkat 37,73 persen dibandingkan dengan produksi 3,26 juta ton pada periode yang sama 2016.
Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, angka tersebut baru mencapai 18,65 persen dari target produksi perusahaan tahun ini sebesar 24,07 juta ton. Meski belum mencapai seperempat dari target, ia tetap optimistis target produksi bisa tercapai hingga akhir tahun mendatang.
"Sejauh ini kami belum menemui hambatan di dalam produksi, apalagi kami juga sudah berpengalaman bertahun-tahun mengelola pertambangan batu bara. Capaian sejauh ini memang sudah sesuai dengan kemampuan kami," jelas Arviyan, Kamis (27/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia yakin capaian produksi akhir tahun bisa cemerlang karena perusahaan juga menerapkan teknik operasional yang berkualitas. Dengan teknik ini, lanjutnya, ia berharap perusahaan bisa menurunkan rasio antara bongkahan galian dengan kandungan batu bara (
stripping ratio).
Pasalnya, semakin rendah
stripping ratio, maka semakin banyak pula batu bara yang bisa diambil dari satu bongkahan tambang.
Hingga kuartal I kemarin,
stripping ratio PTBA tercatat di angka 4,02 dari posisi yang sama tahun lalu sebesar 5,40. "Bahkan, kami berharap
stripping ratio ini bisa turun ke angka nol, jadi begitu menggali, bisa langsung dapat batu baranya," kata Arviyan.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa kapasitas produksi ini belum maksimal. Menurutnya, dengan cadangan batu bara yang dimiliki saat ini, perusahaan bisa saja memproduksi batu bara hingga 60 juta ton per tahun.
Sayangnya, karena keterbatasan logistik, perusahaan hanya bisa menggantungkan asa pada jasa PT Kereta Api Indonesia (KAI) dengan kapasitas yang memadai. Sehingga,jika perusahaan memaksa untuk berproduksi di angka yang maksimal, ia khawatir produksinya tak bisa diangkut menggunakan kereta api.
Tetapi, Arviyan mengatakan bahwa PT KAI telah berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas angkutan. Sepanjang kuartal I kemarin, PT KAI telah mengangkut batu bara PTBA sebesar 4,99 juta ton atau lebih besar 16,58 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 4,28 juta ton.
Sementara hingga akhir tahun mendatang, PT KAI juga telah berkomitmen untuk mengangkut batu bara sebesar 21,7 juta ton, di mana angka ini bertumbuh 22,5 persen dibanding tahun lalu sebesar 17,72 juta ton.
"Bagi kami, selama ini yang bermasalah memang di sisi logistiknya. Angka 24 juta yang kami pasang pun sebenarnya mempertimbangkan kemampuan kereta api juga," lanjut Arviyan.
Sebagai informasi, saat ini PTBA memiliki cadangan batu bara 3,3 miliar ton di atas konsesi lahan seluas 93 ribu hektare. Rencananya, perusahaan merealisasikan kapasitas 60 juta ton per tahun pada 2020 mendatang.