Kadin Jajaki Pembiayaan UMKM dengan Jerman

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 15 Agu 2017 06:16 WIB
Pembiayaan rencananya akan difasilitasi oleh lembaga kerja sama ekonomi Jerman, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIH).
Pembiayaan rencananya akan difasilitasi oleh lembaga kerja sama ekonomi Jerman, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIH). (CNNIndonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tengah membicarakan peluang pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan Jerman. Penjajakan kerja sama ini diharapkan bisa rampung tahun ini.

Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani menyampaikan, pembiayaan ini rencananya akan difasilitasi oleh lembaga kerja sama ekonomi Jerman, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIH). Namun, karena masih dalam masa penjajakan, ia belum bisa memastikan, sektor apa saja yang bisa mendapatkan bantuan tersebut.

"Intinya, tetap ingin UMKM, formatnya seperti apa sedang kami cari bersama-sama," ujarnya, Senin (14/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski masih penjajakan, ia optimistis, kerja sama ini bisa terealisasi seiring diskusi dengan Kedutaan Besar Jerman berjalan dengan lancar. Selain itu, ia meyakini kerja sama ini memiliki prospek baik ke depan karena baru 16 juta UMKM saja atau 26 persen dari total UMKM sebanyak 60 juta yang baru memperoleh akses pembiayaan.

"Dengan pangsa pasar yang masih sangat besar, kerja sama di bidang UMKM tentu bisa berskala besar," imbuhnya.

Lebih lanjut ia menuturkan, kerja sama pembiayaan UMKM dengan Jerman ini mengikuti pola kerja sama serupa dengan Jepang sejak akhir tahun lalu. Adapun, kerja sama dengan Jepang dilakukan bersama Japan External Trade Organization (JETRO), Japan International Corporation Agency (JICA), dan The Jakarta Japan Club (JJC).

Hingga saat ini, Kadin sudah mengidentifikasi 2.000 UMKM yang sedianya bisa didanai melalui kerja sama tersebut. Selain itu, UMKM lokal ini rencananya akan dimitrakan dengan UMKM asal Jepang, mengingat sebagian produksi UMKM domestik ini rencananya akan diserap oleh Jepang. Adapun pembiayaan ini disalurkan oleh organisasi UMKM Jepang, yakni SMRJ.

"Karena Jepang ini membiayai sektor otomotif ya, jadi produk UMKM Indonesia ini masuk menjadi supply chain perusahaan-perusahaan Jepang itu. Tak semuanya sih (dikirim ke Jepang), tetapi beberapa saja, karena syarat pembiayaannya seperti itu," terang dia.

Program ini sendiri baru terealisasi ke 12 UMKM lokal saja. Sebab, syarat pendanaan dari SMRJ ini tidaklah mudah. Contoh, salah satu syarat pembiayaan yang mengharuskan UMKM domestik membuka lapangan kerja dengan angka minimum selepas mendapatkan pembiayaan terkait.

Meski begitu, ia berharap, angka itu bisa berkembang jadi ratusan UMKM hingga akhir tahun nanti. "Mereka (pihak Jepang) sampai menaruh tiga orang di kantor Kadin demi melaksanakan program ini. Jadi, kami pun benar-benar tidak pasif," pungkas Rosan.

Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia hingga akhir tahun 2016 mencapai 59 juta unit. Angka ini meningkat 9,66 persen dibanding posisi tahun 2010 di mana UMKM tercatat 53,8 juta unit. (bir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER