Citibank Kantongi Laba Rp1,35 Triliun di Semester I 2017

CNN Indonesia
Senin, 14 Agu 2017 19:05 WIB
Perolehan laba bank yang berbasis di Amerika Serikat ini ditopang oleh pendapatan bunga bersih perusahaan yang naik 12 persen.
Perolehan laba bank yang berbasis di Amerika Serikat ini ditopang oleh pendapatan bunga bersih perusahaan yang naik 12 persen. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah).
Jakarta, CNN Indonesia -- Citibank Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp1,35 triliun sepanjang semester I 2017. Capaian itu tercatat tumbuh 12 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp1,21 triliun.

Direktur Utama Citibank Indonesia Batara Sianturi mengungkapkan, kinerja positif ini didukung oleh pendapatan bunga bersih perusahaan yang juga tumbuh 12 persen menjadi Rp2,23 triliun yang ditopang oleh peningkatan penyaluran kredit dan marjin bunga bersih perseroan.

Bila dilihat, total penyaluran kredit Citibank Indonesia mencapai Rp39,74 triliun atau naik tipis 2,13 persen dibandingkan akhir tahun lalu, yaitu Rp38,91 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pembagiannya 70 persen dari institutional banking dan 30 persen dari consumer banking," ujarnya, Senin (14/7).

Sayangnya, kredit perusahaan tercatat turun 2,88 persen jika dilihat secara tahunan (year on year/yoy). Pada semester I tahun lalu, perusahaan menyalurkan kredit sebesar Rp40,92 triliun.

Adapun, NIM perusahaan tumbuh 0,64 persen pada paruh pertama ini menjadi 6,69 persen dari sebelumnya 6,05 persen. Kemudian, dari segi permodalan perusahaan sendiri masih kuat.

"Citibank memiliki rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sebesar 29,25 persen, naik dari sebelumnya 27,25 persen," ucap Batara.

Tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tercatat lebih baik. NPL gross berada di level 2,26 persen dan NPL net di level 0,78 persen. Sementara, semester I tahun lalu, baik NPL gross dan net masing-masing berada di level 2,83 persen dan 0,8 persen.

Optimis Kredit Tumbuh 7 Persen

Kendati penyaluran kredit perusahaan secara tahunan turun, tetapi perusahaan optimis penyaluran kredit bisa tumbuh hingga 7 persen pada akhir tahun nanti.

Pertumbuhan kredit tersebut, lanjut Batara, bakal ditopang oleh meningkatnya penggunaan belanja modal perusahaan swasta dan pemerintah.

Pasalnya, kedua pihak itu masih menahan belanja mereka pada semester I ini. Sehingga, untuk mencapai target penggunaan belanja modal, otomatis sektor swasta dan pemerintah akan menggenjot pengeluaran belanja modal.

"Jadi, belanja modal yang belum kuat di semester I bisa dikejar," imbuhnya.

Batara mengklaim, perusahaan tidak pernah memiliki fokus pemberikan kredit terhadap sektor tertentu. Artinya, pemberian kredit akan bergantung dari permintaan nasabah itu sendiri.

"Jadi, bermacam-macam sektor, komoditas, ritel, barang konsumsi. Itu kami dukung baik lokal maupun internasional," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER