Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencetak laba bersih sebesar Rp13,4 triliun pada Semester I 2017 atau tumbuh 10,4 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu, yakni Rp12,1 triliun. Capaian ini jauh lebih baik ketimbang periode tahun sebelumnya yang cuma 1,6 persen.
"Kenaikan laba yang cukup menggembirakan lebih banyak didukung oleh kredit karena ekspansi kredit juga lumayan," tutur Direktur Utama BRI Suprajarto dalam konferensi pers di Gedung BRI I, Kamis (3/7).
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pertumbuhan penyaluran kredit perseroan mencapai 11,8 persen dari Rp615, 5 triliiun per kuartal II 2016 menjadi sebesar Rp687,9 pada paruh pertama tahun ini. Sekitar 74,4 persen di antaranya disalurkan ke segmen Usaha Mikro Kecil dan, Menengah (UMKM), yaitu sebesar Rp490 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyaluran kredit yang tumbuh mampu meningkatkan pendapatan bunga bersih (NII) menjadi Rp36,3 triliun atau tumbuh 12,4 persen.
"Di semester II, kredit kami masih yakin tumbuh 12 sampai 14 persen. Di akhir tahun semoga maksimal di 14 persen. Segmentasi tetap di UMKM dan mikro yang ingin kita dorong," jelasnya.
Peningkatan kredit juga diiringi oleh perbaikan kualitas kredit di mana rasio kredit bermasalah kotor (NPL gross) turun dari 2,39 persen pada semester I 2016 menjadi 2,39 persen. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (NPL coverage) bisnis bank juga tercatat naik menjadi 196,4 persen dari sebelumnya 150,7 persen.
Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan tercatat naik 12,3 persen secara tahunan menjadi Rp768 triliun. Dana murah (CASA) perseron masih mendominasi di kisaran 56,09 persen.
Dana giro tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 17,4 persen menjadi Rp130, 6 triliun. Sedangkan tabungan tumbuh 11,5 persen menjadi Rp300,1 triliun. Sementara, dana deposito tumbuh 11,1 persen menjadi Rp337, 2 triliun.
Selanjutnya, likuiditas perseroan cukup terjaga dengan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) sebesar 89,5 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) di kisaran 21,4 persen.
Lebih lanjut, kenaikan laba bersih juga ditopang oleh fee based income yang meningkat 19 persen pada kuartal II 2017 ini menjadi Rp4, 9 triliun. Fee based income berkontribusi 8,6 persen terhadap total pendapatan.
Adapun, salah satu penyumbang fee based income terbesar adalah jasa transaksi e-channel dan kartu debit dengan komposisi sekitar 26 persen.
Melihat capaian hingga akhir semester I 2017, Suprajarto yakin, target pertumbuhan laba tahun ini sebesar 5 hingga 7 persen bakal tercapai.