Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mayapada Internasional Tbk (Bank Mayapada) resmi tercatat sebagai Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 3 yang memiliki kecukupan modal inti Rp5 triliun sampai dengan kurang dari Rp30 triliun. Perseroan naik kelas usai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meresmikan dalam surat tertanggal 2 Juni 2017.
Sesuai Peraturan OJK Nomor 6/POJK.03/2016 mengenai Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, BUKU 3 dapat melakukan seluruh kegiatan usaha perbankan, baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing dan penyertaan modal pada lembaga keuangan di Indonesia dan/atau di luar negeri terbatas pada wilayah regional Asia.
"Masuknya Bank Mayapada ke dalam kelompok Bank BUKU 3 merupakan wujud dari komitmen pemegang saham untuk terus memperkuat struktur permodalan melalui aksi korporasi," ujar Sekretaris Korporat Jennifer Ann melalui keterangan tertulis, Jumat (9/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya penguatan struktur modal perseroan, antara lain melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang mencapai ke sembilan kalinya hingga tahun lalu. Selain itu, perseroan juga melakukan Penawaran Umum Obligasi Subordinasi sebanyak empat kali.
Sesuai dengan Rencana Bisnis Bank yang telah disampaikan kepada OJK, perseroan saat ini tengah mempersiapkan pelaksanaan PUT ke-10 dengan target perolehan dana Rp1 triliun dan penerbitan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan 1 selama dua tahun sebesar masing-masing Rp750 miliar per tahun dengan menggunakan laporan keuangan laporan keuangan Maret 2017.
"Kedua aksi korporasi tersebut saat ini sedang dalam proses, dengan tujuan memperkuat struktur permodalan bank dalam menunjang ekspansi usaha dan kebutuhan capex (capital expenditure) untuk penguatan infrastruktur teknologi informasi," katanya.
Untuk pelayanan yang lebih komperehensif, perseroan mempersiapkan dan merilis aneka produk dan layanan berbasis teknologi informasi/e-channel, antara lain m-banking, internet banking, dan e-money. Selain itu, perseroan juga tengah memproses layanan kartu kredit juga sedang dalam proses.
Ke depan, perseroan akan terus berinvestasi untuk memperkuat infrastruktur teknologi informasi (TI) dan meningkatkan kualitas pelayanan para frontliners serta personil bisnis di lapangan.
Per Maret 2017, modal inti perseroan tercatat sebesar Rp6,36 triliun atau melonjak 51,4 persen secara tahunan. Adapun total aset sebesar Rp 66,84 triliun atau tumbuh 28,36 persen (yoy). Sementara, jumlah Dana Pihak Ketiga tercatat sebesar Rp57,74 triliun dan kredit tersalurkan mencapai Rp49,12 triliun. DPK dan kredit perseroan tumbuh masing-masing 26,40 persen dan 33,76 persen.
Adapun, rasio kecukupan modal (CAR), rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR), rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan rasio kredit bermasalah bersih (NPL-Net) tercatat masing-masing 13,70 persen, 85,07 persen, 78,8 persen, dan 0,96 persen.