Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menilai inflasi yang stabil menjadi stimulus sementara yang dapat diupayakan pemerintah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2 persen di akhir tahun dan meningkat menjadi 5,4 persen di tahun depan.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, kestabilan inflasi menjadi fokus utama BI dan pemerintah lantaran berdampak langsung bagi tingkat konsumsi masyarakat, dan di sisi lain mampu menopang perbaikan bagi pertumbuhan ekonomi.
"Kalau inflasi terjaga rendah sampai akhir tahun, ini suatu indikator ekonomi yang baik," ucap Agus usai Sidang Rapat Paripurna di Gedung DPR/MPR, Rabu (16/8).
Kecenderungan inflasi yang stabil, sambung Agus, sudah terlihat dalam beberapa bulan terakhir, di mana secara bulanan (
month-to-month/mtm) pada Juli 2017 hanya sebesar 0,22 persen. Sedangkan secara tahunan (
year-on-year/yoy) sebesar 3,88 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, memasuki Agustus ini, setidaknya dalam dua minggu pertama masih melanjutkan capaian inflasi rendah di Juli lalu.
"Selama dua minggu Agustus ketika survei itu juga inflasi di Agustus ada di kisaran 0,02 persen. Jadi, ini adalah sinyal bagus daripada pengendalian inflasi," kata Agus.
Sementara, stimulus lainnya masih perlu dikaji lebih dalam, seperti pertumbuhan ekonomi, neraca transaksi berjalan hingga neraca perdagangan. Adapun hasil kajian dari seluruh indikator tersebut baru akan dirilis usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21-22 Agustus mendatang.
"Secara umum belum bia merespon itu (stimulus dari indikator lain), bahwa tanggal 21-22 Agustus, BI akan ada RDG bulanan. Kami akan melihat semua indikator. Kami akan melihat peluang untuk pelonggaran," pungkas Agus.