Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah akan mengembangkan Bandara Notohadinegoro Jember Jawa Timur guna meningkatkan konektivitas dan mendukung pariwisata di Jember dan kota sekitarnya, yakni Surabaya dan Bali.
Budi menargetkan Bandara Notohadinegoro, Jember Jawa Timur dapat menambah kedatangan penumpang hingga 360.000 orang per tahun pada 2019 setelah bandara tersebut selesai dikembangkan.
Mantan Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) itu mengatakan pengembangan bandara dilakukan agar bisa menampung pesawat jenis Air Bus 320 berkapasitas penumpang 200 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Target dari penumpang ini paling tidak kita harapkan Tahun 2019 itu kurang lebih 360 ribu orang per tahun. Artinya, sehari itu seribu penumpang. Paling tidak ada minimal tiga pesawat berbadan medium," kata Budi Karya dilansir dari Antara, Minggu (20/8).
Kementerian Perhubungan pun sudah menyediakan anggaran sebesar R370 miliar melalui RKAKL Kementerian Perhubungan 2018 dan diusulkan dalam penyusunan RKAKL Kemenhub 2019.
Ia mengatakan harus ada serah terima aset bandara agar pengembangan bandara bisa dibiayai melalui APBN.
"Nanti jika sudah selesai kita ingin bandara ini tidak dikelola oleh pemerintah karena pemerintah hanya sebagai regulator, bisa melalui badan usaha daerah atau BUMN," katanya.
Bandara Notohadinegoro memiliki luas 120 hektare dan merupakan bandara sipil umum pertama yang dibangun oleh pemerintah Kabupaten setempat dengan kekuatan APBD.
Bandara ini adalah bandara pengumpan dengan klasifikasi 3C. Lokasi bandara ini ditetapkan dalam keputusan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 2004.
Saat ini Bandar Udara Hadinotonegoro memiliki panjang landasan pacu 1645x30 meter, taxiway 141x18 meter, apron 68x96 meter, serta memiliki luas gedung terminal 920 meter persegi.
Pengembangan Bandara Notohadinegoro akan dilakukan melalui dua tahap. Tahap I yakni pengembangan sampai tahun 2019 untuk pekerjaan perluasan apron dan taxi way menjadi 96,50x68,50 meter, penyusunan studi RTT untuk perpanjangan runway serta perluasan terminal dan penyusunan studi lainnya, peningkatan pagar keamanan bandara, land clearing dan penyiapan lahan untuk perpanjangan serta pengadaan armada PKPPK.
Untuk tahun 2019 yakni pekerjaan peningkatan kapasitas runway menjadi 2250x45 meter untuk rencana operasi pesawat sejenis Boeng 737 Clasic series, perluasan gedung terminal, pemenuhan fasilitas lainnya, dan pembuatan jalan inspeksi bandara sepanjang 5.100x45 meter.
Selanjutnya Tahap II yaitu tahapan setelah tahun 2019 untuk perpanjangan Runway sampai 2500 m x 45 m dan pembangunan fasilitas lainnya untuk mendukung embarkasi haji.
Permintaan penumpang selama 2016 di bandara ini mencapai angka rata-rata 79 persen untuk kedatangan Surabaya-Jember dan mencapai 80 persen untuk keberangkatan Jember-Surabaya.