Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan peningkatan cadangan migas Indonesia sebesar 68,57 persen hingga akhir 2017.
"Target optimistisnya sebesar itu dengan sejumlah catatan," kata Pengawas Internal SKK Migas Taslim Z. Yunus seperti dikutip dari
Antara, Senin (21/8).
Menurut Taslim, catatan yang dimaksud antara lain rencana pengembangan (
plan of development/POD) Asap Kido Merah dengan kapasitas (262.54 mmboe), revisi POD I untuk Tangguh Train 1 dan 2 serta revisi 3 POD I Pulau Gading dan Sungai Kenawang (3.92 mmboe).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara umum ini yang selalu didorong agar yang investor migas setelah penemuan lapangan, berlanjut ke POD agar bisa segera produksi," katanya.
Taslim juga mengakui bahwa hingga Juli 2017 rasio peningkatan cadangan migas sudah terealisasi 8,98 persen.
"Target 2017 ini untuk peningkatan cadangan migas sebesar 60 persen (
barrel oil equivalent)," kata Taslim.
Untuk realisasi minyak siap kirim (
lifting), hingga Juli sebesar 794.8 (
million barrel oil per day/mbopd), sedangkan target pencapaian 825 mbopd. Sementara, realisasi
lifting gas mencapai 6.345 mmscfd, sedangkan targetnya 7.140 mmscfd.
"Untuk
lifting migas target pencapaiannya 2.100 mboepd," katanya.
Sementara untuk penahanan laju penurunan pada tahun ini, realisasinya hingga akhir Juli 2017 sebesar 2,8 persen atau di bawah 5 persen.
Total wilayah kerja (WK) konvensional dan nonkonvensional migas yang dikelola oleh investor hingga saat ini 277 WK yang terdiri atas lepas pantai (
offshore) 91 WK, di daratan (
onshore) 151 WK, dan gabungan keduanya (
onshore/offshore) 35 WK.