Jakarta, CNN Indonesia -- Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyetujui rencana aksi korporasi berupa pemecahan saham (stock split) dengan rasio 1:2 atau dari Rp500 per saham menjadi Rp250 per saham.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan,
stock split bertujuan untuk meningkatkan volume transaksi perdagangan dan meningkatkan basis investor ritel domestik.
Saat ini, sekitar 33,57 persen kepemilikan saham dari bank berlogo pita emas ini dikuasai oleh institusi pembiayaan asing. Adapun, jumlah saham biasa perseroan yang beredar saat ini lebih dari 23,3 miliar saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan
stock split ini, kami ingin harga per lot saham menjadi lebih murah dan terjangkau. Kami harap, investor ritel domestik bisa masuk kembali dan ikut meramaikan perdagangan saham perseroan, sehingga likuiditas harian bisa membaik," ujar pria yang akrab disapa Tiko itu, Senin (21/8).
Pelaksanaan
stock split akan ditentukan perseroan dengan memperhatikan kondisi pasar. Selanjutnya, perseroan akan melakukan penyesuaian Anggaran Dasar (AD) dan proses
stock split diperkirakan rampung pada November tahun ini.
Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan hari ini, emiten berkode saham BMRI ini diperdagangkan pada Rp13.200 per saham.
Per semester I 2017, perseroan mencetak laba besar sebesar Rp9, 5 triliun atau tumbuh 33,7 persen secara tahunan (yoy). Penyaluran kredit meningkat 11,6 persen menjadi Rp682 triliun. Kemudian, total aset perseroan melonjak 9,9 persen menjadi Rp1.067,4 triliun.