Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri Tbk mencatat pertumbuhan dana kelolaan bisnis wealth management cukup pesat tahun ini. Per akhir Juli, dana kelolaan bank berlogo pita emas ini mencapai Rp45,3 triliun atau melesat lebih dari 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Senior Vice President Wealth Management Group Bank Mandiri Elina Wirjakusuma mengungkapkan, selain karena masyarakat sudah banyak yang melek investasi, peningkatan juga terjadi karena ada tren penurunan suku bunga perbankan.
Hal itu, lanjutnya, juga didukung oleh kecenderungan masyarakat kelas menengah ke atas yang menahan konsumsi pada tahun ini.
"Karena ada tren penurunan suku bunga maka investasi di produk-produk [wealth management] ini adalah alternative yang menarik bagi nasabah," tutur Elina di Hotel Fairmont-Jakarta, Kamis (16/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), per bulan Juni, suku bunga deposito memang masih menunjukkan tren menurun.
Suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1, 6, 12, dan 24 bulan masing-masing tercatat sebesar 6,3 persen, 6,95 persen, 7,05 persen dan 6,95 persen turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,37 persen, 7,03 persen, 7,11 persen, dan 6,97 persen. Sementara, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 3 bulan masih stabil di level 6,62 persen.
Jika dirinci, porsi terbesar dana kelolaan perseroan ditempatkan di instrumen reksa dana yaitu mencapai Rp21,8 triliun atau tumbuh agresif 38,2 persen secara tahunan.
Produk yang paling banyak diminati nasabah adalah produk yang relatif berisiko rendah yaitu reksa dana pasar uang dan reksa dana terproteksi yang mendominasi sekitar 80 persen dari total aset di reksa dana.
Lebih dari 40 persen produk investasi yang ditawarkan merupakan produk anak usaha, PT Mandiri Manajemen Investasi.
Selanjutnya, penempatan aset di surat berharga mengekor sebesar Rp16,9 triliun, naik 33,4 persen, dan baccassurance Rp6,6 triliun tumbuh 6,1 persen.
Hingga akhir tahun, Elina memperkirakan aset kelolaan perseroan bisa tumbuh lebih dari 40 persen.
Dari sisi jumlah nasabah juga mengalami peningkatan. Tercatat, total nasabah jumbo perseroan per Juli 2017 mencapai 52.011 nasabah, tumbuh 14,36 persen dari akhir Juli 2016, 45.480 nasabah. Diperkirakan, nasabah
wealth management perseroan bisa mencapai 62 ribu nasabah.
Guna mengikuti tren kebutuhan nasabah, lanjut Elina, perseroan juga tengah mempersiapkan platform digital. Namun, implementasi platform tersebut mungkin baru akan dilakukan pada dua hingga tiga tahun ke depan mengingat saat ini sebagian besar nasabah masih banyak yang menggunakan platform konvensional.
"Ke depan trennya memang ke arah digital, apalagi generasi sekarang sudah
techno savvy," pungkasnya.
Per akhir Juli, total dana nabasah yang dikelola lini bisnis
wealth management mencapai Rp167,9 triliun atau tumbuh 16,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Selain ditempatkan pada instrumen investasi, sebagai besar dana masih ditempatkan pada instrumen Dana Pihak Ketiga yang terdiri dari deposito yang mencapai Rp74,2 triliun atau tumbuh 13,1 persen secara tahunan dan dana murah (CASA) sebesar Rp48,2 triliun atau tumbuh 10,7 persen.