Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyatakan, membaiknya penjualan mobil sepanjang tahun ini masih belum mampu mendongkrak rating obligasi yang diterbitkan perusahaan pembiayaan. Sebab, kenaikan tersebut masih belum terbilang signifikan dibanding beberapa tahun sebelumnya.
Kepala Divisi Institusi Keuangan Pefindo Hendro Utomo menerangkan, penjualan mobil memang membaik, namun jumlahnya tidak akan menyentuh puncak di tahun 2014 yakni 1,2 juta unit. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sendiri menaksir penjualan mobil hingga akhir tahun nanti tercatat 1,1 juta unit saja.
Oleh karenanya, ia menyebut dampak tersebut tak berdampak secara besar terhadap kinerja perusahaan pembiayaan kedepannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sehingga, kalau ke peringkat lembaga pembiayaan masih belum ada positifnya. Memang, tren dalam beberapa tahun terakhir ini penjualan mobil agak turun, sekarang bisa saja naik, tapi mungkin sebenarnya belum bagus dibanding beberapa tahun lalu,” terang Hendro, Selasa (22/8).
Saat ini Pefindo masih mempertahankan rating idAAA dengan outlook stabil untuk perusahaan pembiayaan seperti PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk dan PT Federal International Finance.
Pefindo juga menegaskan peringkat idAA+ untuk PT Mandiri Tunas Finance dengan outlook stabil karena dianggap memberikan kontribusi yang signifikan bagi induknya, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Di sisi lain, Pefindo juga menurunkan rating PT Mandala Multifinance ke idA dengan outlook negatif di tahun ini gara-gara lemahnya penjualan sepeda motor. Apalagi, perusahaan multifinance itu terafiliasi dengan Yamaha, yang saat ini pun penjualannya tengah terpuruk.
Menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan Yamaha dari Januari hingga Juli kemarin tercatat sebesar 735.503 unit. Angka ini menurun 9,23 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 810.317 unit.
“Karena penurunan penjualan sepeda motor Yamaha yang begitu tajam, maka rating-nya pun kemarin diturunkan,” paparnya.
Tak hanya penurunan rating, ia juga mencatat satu perusahaan pembiayaan yang mengundurkan diri untuk tidak diperingkatkan oleh Pefindo yakni PT Bima Multifinance.
Menurut Hendro, hal ini disebabkan karena perusahaan mengalami gagal bayar obligasi karena kesulitan pendanaan dari perbankan. Ini lantaran perusahaan multifinance yang bergerak di pembiayaan mobil bekas itu tidak berafiliasi dengan institusi perbankan.
“Sebelumnya, kami berikan peringkat default untuk obligasi Bima Multifinace. Lalu, pada Jumat kemarin tangal 18 Agustus, Pefindo lakukan withdraw pemeringkatan sesuai keinginan Bima Multifinance. Kami sudah konsultasi ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait kondisi ini,” papar Hendro.
Meski rating-nya masih belum diramal positif, Hendro mengungkapkan, penjualan mobil masih bisa dijadikan obyek transaksi penerbitan obligasi (underlying asset) yang baik bagi perusahaan pembiayaan di semester II ini. Sebab, ada potensi bahwa penjualan mobil akan mencapai target hingga akhir tahun nanti.
Namun, Hendro menyebut bahwa Pefindo akan memantau ketat rating obligasi dari perusahaan pembiayaan yang tidak terafiliasi dengan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) tertentu atau perbankan karena ditakutkan tidak bisa bersaing dengan perusahaan multifinance yang disokong oleh afiliasinya.
“Mungkin kami akan memperhatikan perusahaan pembiayaan independen yang tidak ada afiliasi kuat, karena perusahaan ini akan terkespos dengan persaingan ketat dan kue dari pasar pembiayaan tidak kunjung membesar,” pungkasnya.
Menurut data Gaikindo, penjualan mobil pada bulan Juli 2017 tercatat sebesar 84.905 unit, di mana angka ini meningkat 27,92 persen dibanding bulan sebelumnya sebesar 66.370 unit.
Hal itu membuat penjualan mobil sejak awal tahun hingga Juli mencapai 618.808 unit, atau meningkat 4,17 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 594.018 unit.