IHSG Diramalkan Lanjut Cetak Rekor Ditopang Harga Komoditas

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Kamis, 24 Agu 2017 07:47 WIB
Perdagangan saham dinilai bakal ditopang oleh penguatan harga sejumlah komoditas dan mengerek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke rekor baru.
Perdagangan saham dinilai bakal ditopang oleh penguatan harga sejumlah komoditas dan mengerek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke rekor baru. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali mencetak rekor baru pada hari ini, Kamis (24/8). Perdagangan dinilai bakal ditopang oleh penguatan harga sejumlah komoditas.

Kepala riset First Asia Capital David Sutyanto menjelaskan, harga saham berbasis komoditas akan diuntungkan oleh pergerakan harga komoditas tersebut. Sehingga, hal itu dapat membuat laju indeks bertahan di zona hijau.

"IHSG diperkirakan bergerak di kisaran support 5.880 hingga resistance di 5.930 cenderung menguat," terang David dalam risetnya, dikutip Kamis (24/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kendati demikian, IHSG masih dihantui oleh kondisi global yang sedang tidak kondusif. Hal ini khususnya berkaitan dengan peningkatan risiko politik global, khususnya di Amerika Serikat (AS).

Di sisi lain, analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, IHSG rentan diterpa aksi ambil untung (profit taking) akibat kenaikannya yang menembus rekor pada perdagangan kemarin.

"Perlu diwaspadai potensi pembalikan arah seiring dengan sikap pelaku pasar yang mengambil keuntungan," papar Reza.

Meski begitu, ia mengakui, IHSG tengah berada dalam tren kenaikan sejak awal pekan ini. Ditambah lagi, pasar semakin bergairah setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat suku bunga acuan menjadi 4,5 persen.

"Tetap cermati berbagai sentimen dan antisipasi sentimen yang dapat membuat arah IHSG kembali berbalik variatif melemah," sambung dia.

Kemarin, IHSG mencetak rekor terbaru ke level 5.914, menguat 33,72 poin (0,57 persen). Sementara di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah ditutup melemah 15 poin (0,11 persen) di Rp13.359 per dolar AS.

Selain karena turunnya suku bunga acuan, jelas David, kenaikan IHSG juga ditopang oleh masuknya kembali dana asing ke pasar modal sebesar Rp364,85 miliar. Selain itu, harga batu bara yang terapresiasi di level US$97 per metrik ton turut menambah sentimen positif bagi indeks.


Adapun, mayoritas indeks saham Wall Street ditutup melemah tadi malam. Indeks Dow Jones turun 0,4 persen, S&P500 melemah 0,35 persen, dan Nasdaq terkoreksi 0,3 persen. Kondisi ini disebabkan oleh isu politik AS.

"Ini dipicu pernyataan Donald Trump yang akan menghentikan pemerintahan apabila Kongres tidak menyetujui kenaikan ambang batas utang AS dan reformasi perpajakan yang diajukan," tutup David. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER