Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mensinyalir, perhelatan diskon besar-besaran bisa jadi perangsang daya beli masyarakat yang disebut-sebut loyo pada paruh pertama ini.
Toh, Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta menilai, lemahnya daya beli masyarakat bukan berarti kekeringan likuiditas untuk berbelanja. Melainkan, karena masyarakat kini lebih selektif dalam membelanjakan uang mereka.
"Jadi, kalau barang diskon kan di luar harga normal. Nah, di sini orang yang tadinya tidak mau belanja, jadi mau. Mumpung murah nih," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (25/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini terbukti dalam Nike Bazaar, pesta diskon yang digelar di Grand Indonesia pada 21 Agustus - 23 Agustus. Bahkan, saking membludaknya pengunjung dan berakibat ricuh, penyelenggara sempat menyetop acara bazaar pada 24 Agustus. Namun, kini dibuka kembali.
"Diskon seperti itu ampuh sekali mendorong daya beli. Diskonnya tinggi sekali. Ada yang 80 persen - 90 persen, ya pasti ampuh," katanya.
Namun demikian, tentu masing-masing perusahaan memiliki pertimbangan yang berbeda-beda dalam menawarkan diskon. Misalnya, diskon diberikan pada beberapa stok mati atau stok yang sudah lama sekali.
"Kan barang baru tidak bisa berhenti, nah daripada menyimpan, jadi tambah rugi," imbuh Tutum.
Faktor lainnya, yakni perusahaan ingin kembali memasarkan brand-nya secara masif. Sehingga, diskon menjadi upaya pemasaran perusahaan.
PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII) tidak menampik jika diskon menjadi salah satu cara perusahaan untuk menghabiskan stok yang belum terjual sejak lama.
"Barang menumpuk, lalu berikan diskon pastinya pernah dialami oleh semua perusahaan ritel," ucap Wiradi, Direktur Pemasaran Electronic City.
Namun, lanjut dia, perusahaan biasanya memiliki dua pertimbangan untuk menggelar diskon. Selain untuk menghabiskan stok lama, perusahaan juga melakukan diskon untuk mengenalkan produk.
Menurut Wiradi, Electronic City pun kerap menggelar diskon, baik untuk promosi dan menghabiskan barang. Khusus untuk penghabisan stok lama, saat ini, perusahaan tengah menggelar diskon di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Sementara, Coorporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Solihin menyatakan, pemberian diskon oleh perusahaan ritel merupakan hal yang lumrah dilakukan.
"Itu strategi marketing, sah-sah saja," tutur dia.
Untuk penjualan barang-barang pokok sendiri, Solihin menilai, tidak bisa konsentrasi pada satu jenis barang saja. Pasalnya, ada berbagai macam barang pokok dari berbagai merk yang dijual.
"Jadi, kalau bicara menonjolkan harga, kan orang ke mini market atau super market itu bukan hanya beli yang murah saja, kan ada ribuan barang," pungkasnya.