Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk bakal menerbitkan obligasi senilai Rp2,5 triliun pada Oktober 2017 mendatang.
Direktur Utama BJB Achmad Irfan mengatakan, penerbitan surat utang ini merupakan tahap pertama dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi hingga tahun depan, dengan plafon maksimal Rp4,5 triliun. Keseluruhan penerbitan obligasi ini akan dialokasikan untuk ekspansi kredit dan penguatan struktur dana
"Kami kan ingin ekspansi kredit," tutur Achmad di Hotel Ritz-Carlton Pacific Place, Senin (28/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 13 persen hingga 14 persen jika dibandingkan penyaluran kredit tahun lalu yang mencapai Rp63,1 triliun.
Per akhir kuartal II 2017, perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp67,9 triliun atau tumbuh 12,9 persen secara tahunan.
Rasio kredit bermasalah perseroan (NPL) juga turun menjadi 1,57 persen dari 2,02 persen pada periode yang sama tahun lalu (yoy).
Kalau dirinci, porsi untuk obligasi senior mencapai Rp 1,5 triliun. Sementara, Rp1 triliun sisanya berupa obligasi subordinasi. Kendati demikian, nominal obligasi senior bisa berubah bergantung kondisi kecukupan pendanaan perusahaan yang juga ditopang oleh Dana Pihak Ketiga (DPK).
Hingga Juni, DPK perseroan telah tumbuh 15,9 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu menjadi Rp79,8 triliun.
Rencananya, obligasi yang ditawarkan terdiri dari tiga tenor, yaitu tiga tahun, lima tahun, dan tujuh tahun tahun. Besaran kupon diperkirakan berkisar 7,5 hingga 8 persen.
"Nilai kupon akan beritahukan pada saat penawaran nanti," imbuhnya.
Sebagai informasi, tahun ini, perseroan menargetkan bisa meraup Rp5 triliun dari pendanaan non-konvensional. Sejak awal tahun, perseroan telah menerbitkan sertifikat deposito (NCD) sebesar Rp1,5 triliun dan surat utang jangka menengah (MTN) Rp1 triliun.