Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Bank Daerah (Asbanda) memprediksi pertumbuhan kredit Bank Pembangunan Daerah (BPD) hingga akhir tahun hanya tercatat 5 persen, atau paling tinggi di angka 6 persen.
Dengan demikian, mengambil data penyaluran kredit per akhir 2016, maka penyaluran kredit bank daerah hingga akhir tahun nanti diprediksi mencapai Rp350,94 triliun hingga Rp354,28 triliun.
Ketua Umum Asbanda Kresno Sediarsi menuturkan, angka ini lebih kecil dibanding target nasional di mana pertumbuhan kredit diproyeksi mencapai 10 hingga 12 persen.
Target sengaja dipasang lebih kecil karena BPD jarang menggelontorkan pembiayaannya untuk proyek-proyek infrastruktur layaknya bank-bank nasional. Menurutnya, sebanyak 40 persen dari kredit hingga akhir tahun nanti masih terpusat di kredit konsumsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Karena bagi kami, yang tumbuh paling besar adalah kredit konsumsi, seperti kredit multiguna,” papar Kresno ditemui di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Senin (7/8).
Kresno menambahkan, di semester II nanti,bank daerah tengah mencoba untuk meningkatkan porsi penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mengingat porsinya masih sedikit di dalam portofolio kredit bank daerah.
Kresno menuturkan, realisasi KPR dari bank daerah sejak 2010 hingga saat ini tercatat Rp158 miliar yang disalurkan oleh 21 BPD di seluruh Indonesia. Menurutnya, salah satu faktor yang membuat KPR bank daerah tersendat adalah pendampingan dana jangka panjang.
Maka dari itu, ia bersyukur baru-baru ini pemerintah bekerja sama dengan Asbanda dan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF) telah merampungkan Standar Operasional Prosedur (SOP) bersama untuk KPR dan Kredit Modal Kerja (KMK) Konstruksi Perumahan.
“Kami harap setelah adanya SOP ini, maka kemampuan setiap daerah dalam memberikan KPR diharapkan bisa lebih baik. Memang, kami ingin mengedepankan kredit yang lebih produktif secara personal seperti KPR, bukan sekadar multiguna. Kredit multiguna juga bagus, tapi kan kredit basic consumption seperti rumah ini yang perlu didorong, karena itu kebutuhan utama masyarakat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, target pertumbuhan kredit hingga akhir tahun nanti sebesar 5 persen juga dibilangnya tidak berubah dibandingkan dengan pertumbuhan kredit sepanjang semester I kemarin. Meski demikian, ia belum memiliki data kredit tersalurkan hingga periode tersebut.
“Kami baru punya data per Maret kemarin, di mana secara total, BPD menyalurkan kredit sebesar Rp338,53 triliun. Semester I kira-kira 4 hingga 5 persen, mungkin hingga akhir tahun nanti 5 persen,” pungkasnya.
Sebagai informasi, realisasi penyaluran kredit bank daerah per 31 Desember 2016 silam tercatat Rp334,23 triliun, atau meningkat 4,56 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp319,66 triliun.
Sementara itu, posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) bank daerah sendiri tercatat di angka Rp372,6 triliun, atau naik 5,87 persen dibanding tahun sebelumnya Rp351,96 triliun.