Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) akan memperluas fasilitas kilang milik perseroan di Kasim, Sorong, Papua Barat agar bisa menerima pasokan minyak tambahan. Tambahan minyak diperlukan sebab utilisasi kilang Kasim saat ini tidak mencapai 100 persen.
Direktur Pengolahan Pertamina Toharso menuturkan, kilang Kasim memiliki kapasitas intake terpasang 10 ribu barel per hari. Namun, kini kilang itu hanya mampu mengolah 6 ribu hingga 7 ribu barel per hari, atau 60 persen hingga 70 persen dari kapasitasnya. Adapun, minyak didatangkan dari Blok Kepala Burung yang dioperatori Petrochina International Ltd.
Untuk itu, Pertamina mencoba mendatangkan minyak minyak mintah dari luar Papua untuk memasok kilang Kasim agar utilisasinya kembali maksimal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, kilang ini tidak bisa produksi dengan
full capacity. Dipaksakan pun tidak bisa karena sumber minyaknya hanya segitu. Caranya adalah didatangkan crude dari luar Sorong dan itu harus dipersiapkan," jelas Toharso ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin malam (28/8).
Ia menuturkan, beberapa perluasan fasilitas akan dilakukan, antara lain pada dermaga jetty agar bisa menampung kapal tanker besar berkapasitas 200 ribu barel sekali angkut.
Namun, karena kapasitas kilang yang kecil, maka barang muatan tanker itu tak serta merta langsung diproses di kilang. Untuk itu, Pertamina juga akan membangun tangki penyimpanan dengan ukuran 4x100 ribu barel yang terdiri dari dua tangki hasil produksi dan dua tangki minyak mentah.
Sayang, ia tak hapal kebutuhan investasi untuk proyek ini. Namun yang pasti, perluasan fasilitas ini akan dimulai akhir tahun nanti dan selesai setahun kemudian.
"Sekarang ini sedang direncanakan untuk pembangunannya. Tanahnya sudah ada, izinnya sedang diurus. Lelang kontraktor mungkin menunggu hingga akhir tahun ini," tambahnya.
Jika sudah selesai, nantinya Pertamina akan mendatangkan minyak mentah dari blok Cepu untuk memasok kilang Kasim. Selain itu, tak menutup kemungkinan bahwa minyak impor akan digunakan untuk memasok kilang Pertamina paling timur ini.
Ia juga bilang, perluasan fasilitas kilang ini perlu dipercepat karena pasokan dari Petrochina terus menurun setiap tahunnya. Apalagi, blok Kepala Burung telah berproduksi sejak dekade 1970an.
Selain itu, kilang Kasim juga berguna untuk memasok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar untuk wilayah Papua dan sekitarnya. Adapun, konsumsi BBM di wilayah Papua saat ini tercatat 24 ribu barel per hari.
"Secara bisnis kilang itu memang rugi. Tapi kami tidak boleh menutupnya. Kilang itu harus tetap produksi, bahkan harus memproduksi 10 ribu barel per hari demi memenuhi kebutuhan 24 ribu barel per hari konsumsi BBM Indonesia Timur," pungkasnya.
Sebagai informasi, kapasitas terpasang seluruh kilang Pertamina saat ini berjumlah 853 ribu barrel per hari, atau 81,78 persen dari kapasitas total sebesar 1,043 juta barrel per hari. Padahal, kebutuhan minyak Indonesia tercatat sebesar 1,57 juta barrel per hari, sehingga BBM produksi dalam negeri baru memenuhi 54,05 persen dati kebutuhan.
Namun, di tengah sentimen badai Harvey, pelaku pasar juga tengah menanti data produksi minyak mentah yang akan dikeluarkan American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa dan data Energy Information Administration (EIA) di hari Rabu.