Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) telah memperbarui nomenklaturnya sejak kemarin dengan menambah serta mengganti atribusi tiga angota direksi. Tiga jabatan itu adalah Direktur Sumber Daya Manusia, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko, serta Direktur Manajemen Aset.
Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik menuturkan, pergantian ini dimaksudkan untuk menunjang kebutuhan belanja modal perusahaan yang sangat besar. Sebab, hingga 2025 mendatang, perusahaan pelat merah ini butuh US$112 miliar demi menjadi perusahaan berkelas dunia.
“Dengan pergantian direksi dan penambahan direksi, kami ingin ke depannya memberikan
value creation karena kami ingin mengusung Pertamina sebagai
world class company tahun 2025 mendatang,” kata Elia di kantornya, Rabu (16/8).
Maka dari itu, rencananya belanja modal jumbo ini ditopang melalui aset-aset yang bukan merupakan inti operasional perusahaan (
non-core), yang rencananya akan dikerjakan Direktur Manajemen Aset. Menurut Elia, aset ini harus diberdayakan mengingat aset
non-core perusahaan saat ini bernilai Rp137 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dengan
non-core yang sangat besar, maka itu juga bisa
leverage capital ke depannya,” ujar bekas bos PT Perkebunan Nusantara III (Persero) ini.
Sementara itu, dana hasil pemanfaatan aset kemudian akan digelontorkan sebagai belanja modal yang diatur oleh Direktur Investasi dan Manajemen Risiko.
Pendirian jabatan ini sangat penting, mengingat Pertamina tak boleh berhenti berinvestasi dalam jangka beberapa tahun ke depan. Apalagi, proyek-proyek yang dikerjakan Pertamina ke depan juga terbilang besar.
Dengan jabatan baru tersebut, ia harap Pertamina bisa memperoleh perencanaan yang matang sebelum investasi. Bahkan, tak menutup kemungkinan perencanaan tersebut akan disodorkan kepada perusahaan-perusahaan energi lain untuk bermitra dengan Pertamina.
"
Nature perusahaan energi adalah terus berinvestasi agar
size-nya semakin besar. Beda dengan sektor lainnya,” kata Elia.
Sebagai informasi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kemarin merombak susunan direksi Pertamina yang tertera dalam Salinan Keputusan Menteri BUMN Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina Nomor SK-160/MBU/08/2017.
Di dalam surat tersebut, Pertamina memiliki dua direktur baru. Yang pertama yakni Gigih Prakoso menjadi Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko setelah sebelumnya menjabat sebagaiDirektur Strategi dan Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau PGN.
Selain Gigih, Pertamina juga kehadiran Ardhy N Mokobombang sebagai Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia menggantikan Rachmad Hardadi.
Selanjutnya, Dwi Wahyu Daryoto yang semula Direktur SDM, Teknologi Informasi, dan Umum berganti baju menjadi Direktur Manajemen Aset. Adapun, Pertamina juga nantinya memiliki Direktur SDM tersendiri yang untuk sementara waktu juga dijabat oleh Dwi.