Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pelindo I (Persero) mencatat realisasi volume bongkar muat barang sebesar 27,57 juta ton pada semester I 2017 atau tumbuh hingga 44,78 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu 19,04 juta ton.
"Realisasi bongkar muat yang cukup signifikan disebabkan melonjaknya arus barang ekspor dan impor, seperti bungkil, karet, baja, BBM, gula pasir, gandum, pupuk curah, dan semen di pelabuhan Belawan, Dumai, Lhokseumawe, dan Gunung Sitoli," tutur Bambang Eka Cahyana, Direktur Utama Pelindo 1, dalam siaran pers, Minggu (3/9).
Menurut Bambang, melalui peningkatan kualitas layanan secara terus menerus menerus, pertumbuhan positif trafik kunjungan kapal juga akan diikuti pertumbuhan kinerja operasional secara signifikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga Juni 2017, pertumbuhan kinerja positif dapat dilihat dari peningkatan trafik kunjungan kapal yang mencapai mencapai 32.358 call atau meningkat 5,64 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebanyak 30.630 call.
Peningkatan tersebut setara dengan 70.985.837 GrossTone atau meningkat 11,93 persen dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar 63.418.907 GT.
Saat ini, waktu tunggu (Waiting Time) di Belawan International Container Terminal (BICT) hanya sebesar 1,45 jam/kapal atau mampu ditekan hingga 44,44 persen. Sebelumnya, waktu tunggu bisa mencapai 2,61 jam/kapal.
Seiring dengan perbaikan waktu tunggu, produktivitas bongkar muat petikemas di BICT dapat digenjot dari 33,97 box per kapal per jam (B/S/H) menjadi 47,86 B/S/H (Box/Ship/Hour) atau meningkat sebesar 40,89 persen.
Untuk meningkatkan pelayanan dan antisipasi pertumbuhan bisnis di masa depan, perseroan pelat merah ini juga sedang membangun terminal petikemas Pelabuhan Belawan untuk fase II sepanjang 350 meter, di mana pembangunannya saat ini telah mencapai 30 persen.
Progres pembangunan perpanjangan terminal petikemas ini ditargetkan mencapai 50 persen pada akhir 2017 dan rampung pada tahun 2018.
Sementara itu, progres pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap I berkapasitas 500.000 TEUs yang dilakukan perseroan sudah mencapai 80 persen.
Pelabuhan Kuala Tanjung yang diproyeksikan menjadi pelabuhan terbesar dan menjadi hub internasional di kawasan barat Indonesia ini akan dikembangkan bertahap hingga 2023 mendatang dan nantinya akan memiliki kapasitas hingga mencapai 20 juta TEUs.