Deflasi Agustus Buka Peluang BI Pangkas Lagi Bunga Acuan

CNN Indonesia
Selasa, 05 Sep 2017 11:20 WIB
Bank Indonesia diperkirakan akan kembali memangkas bunga acuannya pada bulan ini sebesar 25 bps dari posisi saat ini di level 4,5 persen.
Bank Indonesia diperkirakan akan kembali memangkas bunga acuannya pada bulan ini sebesar 25 bps dari posisi saat ini di level 4,5 persen. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Deflasi yang terjadi pada Agustus 2017 membuka peluang Bank Indonesia (BI) untuk kembali memangkas suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR), pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indeks Harga Konsumen mengalami deflasi sebesar 0,07 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Agustus 2017. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi Juli 2017 sebesar 0,22 persen dan juga dibanding Agustus 2016 yang mengalami deflasi 0,02 persen.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira optimistis BI bakal melakukan pelonggaran kebiajakan moneter di sisa paruh kedua tahun ini. Hal itu dilakukan untuk mendorong pertumbuhan kredit yang tahun ini diperkirakan masih akan berada di level satu digit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bima memperkirakan, BI akan kembali menurunkan bunga acuannya 25 hingga 50 bps hingga akhir tahun ini. Saat ini, BI-7DRRR berada di level 4,5 persen. Adapun inflasi, menurut Bima diperkirakan masih akan berada di kisaran 4 persen, dengan potensi kenaikan yang diramal baru akan terjadi pada November dan Desember sesuai siklus musim libur panjang.

"Diharapkan hasil RDG berikutnya BI berani jadikan suku bunga acuan 4,25 persen," tutur Bhima melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (4/9).

Pemangkasan BI-7DRRR juga didukung oleh faktor eksternal, yakni risiko kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (FFR) dan perubahan neraca bank setral AS (The Fed) yang mulai mengecil. Bhima memprediksi, kenaikan FFR mungkin hanya akan terjadi sekali lagi pada tahun ini.

Adapun, tantangan eksternal pada tahun depan, menurut Bhima, bakal semakin berat. Pasalnya, selain kondisi geopolitik, bank sentral Uni Eropa (ECB) dan bank sentral Jepang (BOJ) kemungkinan akan merubah sikap (stance) kebijakan moneter menjadi lebih kontraktif dengan menaikkan suku bunga acuan. Oleh karena itu, waktu pemangkasan BI-7DRRR yang tepat hanya hingga akhir tahun ini.

Senada dengan Bhima, Kepala Ekonom PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Winang Budoyo juga menilai peluang BI untuk kembali memangkas BI-7DRRR terbuka bulan ini.

"Dengan perkembangan terkini yang ternyata berbeda dengan perkiraan kami (dan pasar) sebelumnya, saat ini kami melihat tetap terbuka peluang BI untuk sekali lagi menurunkan suku bunga acuannya pada bulan September ini ke level 4,25 persen," ujar Winang seperti dikutip dalam risetnya.

Level tersebut menurut Winang, kemungkinan akan dipertahankan hingga semester pertama tahun depan. Adapun, keputusan BI memangkas BI-7DRRR pada RDG BI bulan lalu dipicu oleh tren penurunan permintaan riil (real demand) yang tercermin dari inflasi inti. Pasalnya, dari sisi eksternal, belum ada kejutan terutama dari kebijakan moneter The Fed.

Winang mengungkapkan, penurunan inflasi inti telah terlihat sejak Desember 2015 dan terus menunjukkan tren menurun hingga bulan lalu. Bahkan, pertumbuhan inflasi inti Agustus 2017 hanya sebesar 2,98 persen secara tahunan, yang merupakan level terendah dalam 14 tahun terakhir.

"Hal ini sejalan dengan report kami tentang suku bunga acuan BI tanggal 23 Agustus 2017, yang menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga, khususnya untuk Piranti Rumah Tangga dan Peralatan Rumah Tangga, memang sudah mengalami penurunan pertumbuhan sejak tahun 2015 akibat penurunan pendapatan riil mayoritas pekerja di Indonesia," jelasnya.

Bila penurunan inflasi inti dibiarkan lebih lama, maka daya beli masyarakat akan semakin merosot dan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui Konsumsi Rumah Tangga menjadi tidak ada. Karenanya, BI mengambil kebijakan pemangkasan suku bunga acuan untuk bisa mendongkrak dari sisi penyaluran kredit.

Sebagai informasi, BI baru akan mengumumkan level BI-7DRRR September usai menggelar Rapat Dewan Gubernur pada Jumat, 22 September 2017, mendatang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER