Medan, CNN Indonesia -- PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) berencana menambah lima kapal barang guna melayani rute-rute pengiriman barang melalui kapal (tol laut). Penambahan armada akan ditempatkan pada rute-rute yang dinilai ramai dari tujuh rute yang saat ini dilayani Pelni.
"Penambahan armada bisa ditambah ke rute yang ramai. Sehingga frekuensinya akan lebih sering. Rute yang terlalu panjang akan kami tambahkan frekuensinya. Jadi kalau biasanya dua minggu sekali, bisa sebulan sekali," Manager PR & CSR Akhmad Sujadi saat ditemui di Pelabuhan Bandar Deli, Belawan, Sumatera Utara, Senin (4/9).
Sujadi menjelaskan, dari rencana pengadaan lima kapal barang tersebut, baru satu kapal yang sudah tersedia. Sementara itu, empat kapal lainnya masih dalam proses pengadaan dengan peserta lelang internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin sudah ada kapal dari Turki, kapal
second (bekas), dengan pengadaan 2016," terang Sujadi.
Sujadi mengaku, pengadaan kapal barang cukup sulit. Pasalnya, sulit untuk menemukan kapal yang karakteristiknya cocok dengan geografis Indonesia. Saat ini, Pelni mencari kapal berkapasitas 500-750 TEUs dengan usia maksimal 10 tahun. Adapun, dana pengadaan kapal diperoleh dari Penyertaan Modal Negara (PMN) pada 2015 lalu sebesar Rp500 miliar.
"Baru dapat satu karena mencari kapal dengan infrastruktur yang cocok sulit. Kami cari yang ada
crane-nya. Kebanyakan kapal Eropa gak ada crane-nya karena pelabuhannya sudah lengkap," kata Sujadi.
Pada Agustus lalu, Pelni diberi tambahan tugas mengisi rute T-9, yakni Tanjung Perak-Kisar-Namrole-Kisar-Tanjung Perak sepanjang 2408 mil. Sebelumnya Pelni sudah mengisi 6 trayek, yaitu Tanjung Perak-Fakfak PP, Tanjung Perak-Merauke PP, Tanjung Perak-Waingapu, Tanjung Priok-Biak PP, Makasar-Ternate PP, dan Trayek Tanjung Priok-Natuna PP.
Selain tambahan trayek, jenis barang yang bisa diangkut Pelni dan BUMN lainnya yang memperoleh amanat untuk menjalankan penugasan tol laut juga bertambah. Pada awal penugasan, barang yang bisa diangkut dibatasi hanya sembilan bahan pokok. Namun, saat ini, jumlahnya sudah ditambah, antara lain mencakup pakaian dan barang-barang elektronik.
"Permintaan masyarakat direspons Kementerian Perdagangan sehingga kami bisa mengangkut pakaian jadi dan barang-barang elektronik. Sehingga kebutuhan masyarakat di pulau bisa terpenuhi secara keseluruhan," ujar Sujadi.