Sri Mulyani Genjot Belanja Pemerintah Demi Setoran Pajak

CNN Indonesia
Selasa, 05 Sep 2017 15:18 WIB
Harapannya, anggaran yang dikeluarkan bisa masuk ke kalangan swasta dan masyarakat dan kemudian disetor kembali ke pemerintah dalam bentuk pajak.
Harapannya, anggaran yang dikeluarkan bisa masuk ke kalangan swasta dan masyarakat dan kemudian disetor kembali ke pemerintah dalam bentuk pajak. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, potensi penerimaan negara dari pajak sampai akhir tahun tetap besar lantaran ada stimulus dari realisasi belanja pemerintah.

Menurutnya selaku bendahara negara, terdapat kecenderungan realisasi belanja pemerintah akan besar pada paruh kedua hingga penutupan tahun dan tak terkontraksi selayaknya konsumsi pemerintah pada kuartal II lalu, yang minus 1,97 persen.

Sehingga, anggaran yang dikeluarkan bisa masuk ke kalangan swasta dan masyarakat. Kemudian, disetor kembali ke pemerintah dalam bentuk pajak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Belanja pemerintah biasanya meningkat sangat tajam, unsur penerimaan pajak cukup besar, sehingga kita juga berharap penerimaan perpajakan akan meningkat dari situ," ujar Sri Mulyani usai acara di Hotel Mulia, Selasa (5/9).

Ia memperkirakan, realisasi belanja pemerintah tersebut akan mampu menutup besarnya penerimaan pajak yang berhasil dikantongi pemerintah pada paruh kedua tahun lalu.

Yaitu, yang didapat dari program pengampunan pajak (tax amnesty) mulai dari Juli sampai Desember 2016. Namun, tak lagi di dapat di paruh kedua tahun ini.

Selain itu, ia menekankan, kantong pajak juga akan terus diisi dari sinkronisasi data hasil tax amnesty, yang diperkirakan masih menyimpan potensi penerimaan.

"Kami akan melihat kepada data sesudah tax amnesty yang memang memberikan indikasi apakah potensi-potensi penerimaan yang masih bisa ditingkatkan," katanya.

Sampai akhir tahun, sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017, mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menargetkan penerimaan pajak bisa mencapai Rp1.283,57 triliun. Sedangkan, untuk belanja pemerintah, ditargetkan mencapai Rp2.133,29 triliun dalam APBNP 2017.

Sementara, per Agustus 2017, penerimaan pajak sebesar Rp85 triliun secara bulanan (month-to-month/mtm). Realisasi ini turun sekitar 2,29 persen dari capaian Juli lalu, sebesar Rp87 triliun.

Namun, secara kumulatif, penerimaan pajak Januari-Agustus 2017 sebesar Rp685,5 triliun atau sekitar 53,5 persen dari target di APBNP 2017. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp623 triliun.

Secara rinci, penerimaan pajak sampai Agustus kemarin berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) minyak dan gas bumi (migas) sebesar Rp35 triliun, naik sekitar Rp3,3 triliun pada Agustus ini dari Januari-Juli kemarin hanya Rp31,7 triliun.


Kemudian, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) Rp267 triliun, naik Rp38,3 triliun dari Januari-Juli lalu Rp228,7 triliun.

Lalu, PPh Non Migas sebesar Rp378 triliun, naik Rp41,9 triliun pada Agustus kemarin dari Januari-Juli 2017 Rp336,1 triliun. Selain itu, penerimaan dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tercatat sekitar Rp1,2 triliun dan pajak lainnya mencapai Rp4,3 triliun.

Tidak Apple to Apple

Di sisi lain, kendati penerimaan Agustus 2017 melambat dibandingkan Agustus 2016, namun Sri Mulyani menekankan bahwa sejatinya perbandingannya tidak setara (apple to apple).

Penyebabnya, penerimaan pajak Agustus tahun lalu sudah mendapat bonus dari tax amnesty, sehingga disebutnya wajar lebih baik secara bulanan. Sedangkan, di Agustus ini tak ada.


"Karena ini tidak bisa dilakukan perbandingan yang apple to apple. Karena tahun lalu, bulan Agustus-September itu, penerimaan dari sisi tax amnesty mengalami peningkatan yang sangat besar," jelas Sri Mulyani.

Padahal, bila dilihat, sebenarnya secara kumulatif, tahun ini pemerintah tetap mendapat bonus dari tax amnesty, namun dari hasil tax amnesty Januari-Maret 2017 atau periode ketiga tax amnesty.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER