Mereka yang Masih Setia pada Kapal Laut

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Selasa, 05 Sep 2017 18:42 WIB
Bagi warga yang tinggal di pulau-pulau, keberadaan kapal laut cukup membantu karena aksesnya lebih mudah dan harganya terhitung lebih murah.
Bagi warga yang tinggal di pulau-pulau, keberadaan kapal laut cukup membantu karena aksesnya lebih mudah dan harganya terhitung lebih murah. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kecepatan pesawat dan harga tiketnya yang semakin murah tak membuat penumpang melulu menggunakan moda transportasi untuk terhubung antar wilayah Indonesia yang terpisah pulau. Hingga kini, sebagian orang nyatanya masih setia memilih kapal laut. 

Nuraini Sembiring (61) mengaku sudah 22 tahun menggunakan kapal laut dengan rute Jakarta-Medan maupun sebaliknya. Sejak 1995, hampir setiap bulan ia bolak-balik Jakarta-Medan. Namun, karena usia yang semakin lanjut, Nuraini belakangan mulai mengurangi intensitasnya bolak-balik menjadi dua bulan sekali.

"Saya selalu naik Pelni. Naik pesawat (hanya) kalau kapalnya masuk dok. Lebih murah harganya dibanding pesawat," ujar Nuraini ditemui Pelabuhan Bandar Deli, Medan, Senin (5/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain harga, Nuraini yang berprofesi sebagai pedagang juga mengaku lebih nyaman menggunakan kapal laut karena bisa membawa muatan lebih banyak dibandingkan jika ia naik pesawat. Suasana di kapal juga lebih menyenangkan karena lebih ramai sehingga ia pun dapat bersosialisasi dengan penumpang lainnya.

Pelayanan kapal, juga semakin membaik. Sekitar dua puluh tahun lalu, menurut Nuraini, makanan yang disediakan Pelni tidak memuaskan. "Dua puluh tahun lalu makanannya diompreng

Suasana di kapal juga dinilai lebih menyenangkan karena lebih ramai dan bisa bersosialisasi dengan penumpang lainnya.

Dari sisi pelayanan, Nuraini menilai Pelni semakin membaik. Dua puluh tahun yang lalu perempuan 61 tahun itu mengatakan makanan yang disediakan Pelni tidak memuaskan.

"Dua puluh tahun yang lalu makanannya diompreng (besek kecil dari kaleng atau plastik), kayaknya kurang sopan. Tapi sekarang sudah enggak," ujarnya.
Makanan di Atas Kapal Pelni (Screenshoot via Instagram/@pelniline)Foto: Screenshoot via Instagram/@pelniline
Makanan di Atas Kapal Pelni (Screenshoot via Instagram/@pelniline)

Berkat kesetiannya menggunakan Pelni, Nuraini menjadi satu dari tiga orang yang memperoleh penghargaan sebagai pelanggan setia BUMN tersebut. Dia pun mendapat tiket gratis pulang pergi Medan-Jakarta kelas 1.

Selain Nuraini, adapula Sugiyoto yang juga mengaku sudah puluhan tahun menjadi pelanggan Pelni walaupun tak ikut mendapat penghargaan. Ia kerap menggunakan jasa pelayaran untuk menuju tanah rantaunya, di Tanjung Balai, Kepulauan Riau dari kampung halamannya di Pekalongan dan sebaliknya.

Laki-laki yang berprofesi sebagai pedagang batik itu mengaku puas dengan pelayanan yang diberikan Pelni. Apalagi harga tiketnya stabil.

"Sejak (kapal) ini ada, saya naik ini terus. Harganya tiketnya murah, cuma 300 ribuan lebih sedikit," ungkap Sugiyoto.

Sugiyoto mengaku bagi warga yang tinggal di pulau-pulau seperti dirinya, keberadaan kapal laut memang cukup membantu karena aksesnya lebih mudah dan harganya terhitung lebih murah. Dia biasanya menggunakan kapal laut jalur Jakarta-Medan kelas 3 untuk kemudian disambung dengan transportasi lainnya menuju dan dari Tanjung Balai atau Pekalongan.

Dengan biaya sekitar 300 ribu, Sugiyoto dan penumpang lainnya sudah mendapatkan makanan dan minuman selama perjalanan. Tempat tidur pun tersedia. Selembar matras, cukup untuk beristirahat ketika tubuh merasa lelah sebelum sampai tempat tujuan.

Sementara itu, jika menumpang pesawat, Sugiyoto mengaku harus mengambil rute Jakarta-Batam dengan harga maskapai bertarif rendah paling sedikit Rp500 ribuan. Itu pun belum sampai tempat tujuan. Untuk bisa sampai di Tanjung Balai, Sugiyoto harus naik kapal ferry dengan tarif Rp80 ribu sampai lebih dari Rp100 ribu. Belum lagi ongkos dari bandara menuju pelabuhan Sekupang.

Dia juga sebenarnya bisa menggunakan pesawat melalui Pekanbaru, yang harus dilakukan melalui dua kali penerbangan dengan biaya mencapai di atas Rp800 ribu. (agi/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER