Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah melemah pada Rabu (30/8) waktu Amerika Serikat (AS) seiring permintaan menurun akibat banyaknya kilang yang berhenti beroperasi gara-gara Badai Harvey.
Hasilnya, harga minyak Brent tercatat turun US$1,14 ke angka US$50,86 per barel. Sementara, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun ke angka US$45,96 per barel.
Meski harga minyak menurun, harga bensin melonjak dan mencapai titik tertinggi dalam dua tahun terakhir. Hal itu terjadi setelah kilang Port Arthur ditutup sementara karena terimbas banjir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alhasil, menurut estimasi terdapat produksi kilang sebanyak 4,4 juta barel yang harus dihentikan atau setara dengan seperempat kapasitas kilang yag berada di AS.
Hal itu mengakibatkan harga bensin AS naik 5,9 persen ke angka US$1,91 per galon, atau yang tertinggi sejak Juli 2015. Meski begitu, sudah ada beberapa kilang yang memulai kembali proses produksinya seperti Marathon Petroleum Corp yang telah mengaktifkan kembali kilang Galveston Bay.
Badai Harvey yang menerjang kawasan Teluk Meksiko di AS pada hari Jumat lalu dan memakan 22 korban jiwa tersebut ditengarai sebagai badai terkuat yang pernah menerjang Texas dalam kurun 50 tahun terakhir.
Badai diperkirakan menghasikan curah hujan sekitar 3 hinga 6 inci pada Rabu dan masih menghasilkan topan di pantai barat negara bagian Louisiana.
Dampak kerusakan dan penutupan kilang masih akan brdampak dalam beberapa pekan mendatang. Perusahaan distributor migas, Explorer menyatakan telah menutup dua lini logistik yang mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Chicago.
Sementara itu, perusahaan lainnya, Colonial Co juga akan menutup beberapa lini logistik tanpa memberi detail lebih lanjut. Adapun, selama ini Colonial Co mengirim 3 juta barel BBM per hari dari kawasan Teluk Meksiko ke pantai timur AS.
Selain kilang, badai Harvey ini juga mempengaruhi produksi hulu migas. Menurut data Goldman Sachs, sebanyak 1,4 juta barel per hari produksi AS harus terganggu gara-gara bencana ini.