BI Prediksi Nilai Tukar Capai Rp13.420 di Akhir Tahun

CNN Indonesia
Senin, 11 Sep 2017 16:48 WIB
Nilai tukar rupiah pada akhir 2017 akan berada di level Rp13.420 per dolar AS, melemah dari posisi awal pekan yang sebesar Rp13.154 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada akhir 2017 akan berada di level Rp13.420 per dolar AS, melemah dari posisi awal pekan yang sebesar Rp13.154 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah pada akhir 2017 akan berada di level Rp13.420 per dolar AS atau melemah dari posisi awal pekan yang sebesar Rp13.154 per dolar AS.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengungkapkan, saat ini, rupiah menguat karena pertumbuhan ekonomi AS tidak sebaik perkiraan, sementara inflasinya diestimasi tak lebih dari 2 persen.

Kondisi ekonomi di Negara Adidaya itu membuat investor mengarahkan dananya ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Namun, masih ada sentimen kenaikan suku bunga AS serta penghentian program pelonggaran kuantitatif (quantitative easing) Uni Eropa yang diwaspadi BI.

“Ini yang terus dipantau, kalau suku bunga meningkat, bisa jadi daya tarik mata uang emerging market berkurang,” jelas Mirza di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (11/9).

Menurut Mirza, nilai tukar rupiah tentu terpapar kuat sentimen eksternal mengingat 50 persen variabel fluktuasi valas adalah fundamental global. Pengaruh kondisi global juga akan mempengaruhi aliran modal asing masuk pasar keuangan nasional, baik pasar modal, pasar utang, maupun pinjaman langsung korporasi.

Namun, dalam jangka pendek, aliran uang diperkirakan masih masuk ke Indonesia mengingat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dianggap kurang menarik.
“Untuk SUN 10 tahun saja, yield mereka 0,2 persen,” lanjutnya.

Meski ada pelemahan pada akhir tahun, Mirza menilai nilai tukar rupiah tetap harus berada pada kisaran Rp13.400 per dolar AS agar ekspor Indonesia bisa lebih kompetitif.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus. Adapun ekspor secara kumulatif dari Januari hingga Juli tercatat US$93,59 miliar, lebih tinggi dibanding impor yang sebesar US$84,83 miliar.

Kurs rupiah juga tak bisa dibiarkan melemah lebih dari Rp13.400 agar tidak membebani devisa negara akibat beban impor. Maka itu, bank sentral akan responsif melihat pergerakan sentimen global tahun depan, khususnya kenaikan suku bunga acuan The Fed.

“Dengan sentimen tersebut, kami melihat kurs rupiah pada akhir 2018 Rp13.550 per dolar AS. Itu adalah kurs di posisi akhir tahun depan, bukan kurs rata-rata,” ungkapnya.

Sekadar informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 tercatat di angka Rp13.500 per dolar AS. Angka ini menurun dibanding APBNP 2017 di level Rp13.400 per dolar AS.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER