Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengklaim bahwa Sudan dan Nigeria mengundang Indonesia untuk aktif meningkatkan kegiatan ekonomi di dua negara Afrika tersebut. Permintaan itu disampaikan oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Sudan untuk Indonesia Elsiddieq Abdulaziz Abdalla, dan Duta Besar LBPP Nigeria untuk Indonesia Hakeem Balogum dalam pertemuan hari ini, Selasa (12/9).
Retno mengungkapkan, kedua perwakilan pemerintah Sudan dan Nigeria itu juga mengajak Indonesia untuk menyusun negosiasi perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA), termasuk juga dengan komunitas ekonomi Afrika Barat (Economic Community of West African States/ECOWAS).
Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor Indonesia ke Nigeria tercatat US$310 juta pada tahun lalu atau menurun dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya, yakni US$445 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk Nigeria, fokusnya di bidang ekonomi karena sudah banyak sekali. Ada 14 perusahaan Indonesia yang beroperasi di Nigeria. Dan, Nigeria merupakan partner terbesar kami di wilayah tersebut," papar Retno ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (12/9).
Sementara, Sudan meminta Indonesia untuk berinvestasi di negara Afrika Timur tersebut. Sebetulnya, keinginan ini sudah disampaikan bertahun-tahun lalu.
"Kami juga menyampaikan kontribusi besar Polisi Indonesia dalam misi United Nations Mission in Darfur (UNAMID) yang saat ini berjumlah 977 Polisi Indonesia yang bertugas di sana," terang dia.
Tak hanya dengan dua negara Afrika, pemerintah juga berbincang dengan dua negara Eropa, yakni Norwegia dan Denmark terkait lingkungan hidup. Kedua negara mendukung langkah Indonesia dalam menyelenggarakan konferensi pencemaran sampah plastik di laut (plastic debris) yang akan diselenggarakan Indonesia tahun depan.
"Prioritas kerja sama untuk Norwegia adalah kehutanan dan energi, sedangkan Denmark mendukung konferensi Plastic Debris tahun depan," ungkapnya.