Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengancam siap mengganti anggota direksi perusahaan pelat merah yang memiliki kinerja buruk hingga mengakibatkan perusahaan merugi.
"Kalau dia (anggota direksi) tidak
perform, kami harus lakukan apa yang kami lakukan, ganti orang," tegas Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro di kantor Kementerian BUMN, Selasa (12/9).
Menurut Aloysius, kerugian perusahaan bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Selain dari kelalaian manajemen, kerugian juga bisa disebabkan oleh kondisi pasar yang tengah lesu. Karenanya, Kementerian BUMN harus mengevaluasi penyebab kerugian masing-masing perusahaan pelat merah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tempat yang sama, Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro menuturkan, sepanjang paruh pertama tahun ini, sebanyak 24 BUMN masih mencatat kerugian. Hingga akhir tahun, Kementerian BUMN menargetkan bisa menekan jumlah BUMN yang merugi seminim mungkin.
"Bu Menteri (Menteri BUMN Rini Soemarno) mengingatkan entah untuk yang ke berapa kali supaya akhir 2017 tidak boleh ada atau seminimal mungkin BUMN yang masih mengalami kerugian," ujarnya.
Oleh karena itu, Kementerian BUMN mengajak seluruh manajemen BUMN untuk mau bekerja ekstra keras demi menghasilkan performa terbaik. "Kalau tidak mau diajak cepet atau jalannya
kayak kura-kura ya minggir saja," imbuh Imam.
Sepanjang semester I 2017, 24 dari 118 perusahaan pelat merah tercatat merugi. Kendati demikian, secara keseluruhan BUMN juga telah menyumbang penerimaan negara dengan setoran pajak senilai Rp97 triliun dan dividen sebesar Rp32 triliun.
Realisasi dividen tersebut sudah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rp42,7 triliun, termasuk dividen interim yang disetor tahun 2016, yakni sebesar Rp1,5 triliun.
Berikut ini daftar BUMN yang merugi sepanjang paruh pertama 2017:
PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)
Perum Bulog
PT Berdikari (Persero)
PT Indofarma (Persero) Tbk
PT Energy Managementa Indonesia (Persero)
PT Hotel Indonesia Natour (Persero)
PT Pos Indonesia (Persero)
Perum Produksi Film Negara
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
PT Balai Pustaka (Persero)
PT PAL Indonesia (Persero)
PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero)
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
PT Boma Bisnis Indra (Persero)
PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)
PT Dirgantara Indonesia (Persero)
PT Amarta Karya (Persero)
PT PDI Pulau Batam (Persero)
Perum Damri
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
PT Danareksa (Persero)
PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero)
PT Iglas (Persero)
PT Istaka Karya (Persero)
(bir)