Bursa Saham Asia Menanjak Terkerek Rekor Wall Street

CNN Indonesia
Rabu, 13 Sep 2017 10:27 WIB
Indeks MSCI Asia Pasifik selain Jepang naik pada awal perdagangan, sementara indeks saham Nikkei Jepang naik 0,4 persen ke level tertinggi satu bulan.
Indeks MSCI Asia Pasifik selain Jepang naik pada awal perdagangan, sementara indeks saham Nikkei Jepang naik 0,4 persen ke level tertinggi satu bulan (REUTERS/Issei Kato)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham Asia beringsut naik ke level tertinggi alam 10 tahun pada Rabu (13/9), usai terkerek oleh rekor tertinggi di Wall Street, AS. Sementara, kenaikan dolar AS terhadap yen membantu mengerek bursa saham Jepang.

Dikutip dari Reuters, indeks S&P 500, Dow Jones dan Nasdaq Composite mencetak rekor karena kekhawatiran investor tentang ketegangan Korea Utara serta dampak Badai Irma mulai pudar.

Namun, kenaikan dibatasi oleh penurunan saham Apple Inc setelah meluncurkan jajaran iPhone terbarunya. Saham Apple turun 0,6 persen, namun berhasil mengurangi beberapa kerugian dalam perdagangan pascapenutupan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Penjualan iPhone yang baru dinilai akan memiliki dampak luar biasa bagi banyak pemasok dan juga pesaingnya.

Indeks MSCI Asia Pasifik selain Jepang naik sedikit lebih tinggi pada awal perdagangan, sementara indeks saham Nikkei Jepang naik 0,4 persen ke level tertinggi satu bulan, mendapatkan penguatan dari yen yang melemah.

"Nikkei naik bukan karena fundamental saat ini, namun pada pergerakan penawaran dan permintaan, karena yen yang lemah mendorong investor untuk menutupi posisi short yang mereka ambil selama menghindari risiko baru-baru ini, kata Yutaka Miura, Analis Teknikal senior di Mizuho Securities.

Dolar AS stabil pada hari ini di level 110,06 per yen, jauh di atas level terendah 10 bulan terakhir di hari Jumat di 107,32 saat Badai Irma menjulang dan investor bersiap menghadapi kemungkinan uji coba rudal atau nuklir lainnya untuk menandai hari pendiri Korea Utara pada 9 September.

Yen cenderung mendapat keuntungan pada masa ketidakpastian ekonomi dan politik karena status negara kreditor bersih yang dimiliki Jepang, dan harapan bahwa investor Jepang akan memulangkan aset pada saat krisis.


Minyak mentah berjangka bergerak variatif setelah naik pada Selasa, ketika OPEC memperkirakan permintaan yang lebih tinggi pada 2018. Sementara, Rusia dan Venezuela mengkonfirmasi komitmen mereka terhadap kesepakatan pemotongan produksi.

Harga minyak mentah Brent turun tipis 0,1 persen menjadi US$54,21 per barel, sementara harga minyak WTI naik 0,2 persen menjadi US$48,30 per barel.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER