Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyepakati kerja sama dengan Perum Jasa Tirta II (PJT II) terkait pengembangan riset perikanan tangkap berbasis budi daya di perairan Waduk lr H. Djuanda (Waduk Jatiluhur) yang terletak di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Kerjasama KKP dilakukan melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM). Adapun, PJT II merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengusahaan dan pengelolaan sumber daya air.
Penandatangan kerja sama itu dilakukan oleh Kepala BRSDM KP Zulficar Mochtar dan Direktur Utama Perum Jasa Tirta ll Djoko Saputro yang disaksikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri BUMN Rini Soemarno di Gedung Mina Bahari IV KKP, hari ini, Kamis (14/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengungkapkan, kerja sama tersebut bertujuan untuk mengimplementasikan Program Danau Jatiluhur Jernih secara berkelanjutan melalui upaya riset dan pemberdayaan masyarakat sekitar waduk. Hal ini penting mengingat Waduk Jatiluhur juga memasok air bersih ke ibu kota.
Dalam kerja sama tersebut, KKP juga melakukan riset pengembangan untuk budidaya perikanan yang lebih ramah lingkungan di Jatilihur, termasuk memantau kualitas air di waduk seluas 8.300 hektar (ha) itu. Salah satu sasarannya, yaitu dukungan riset untuk menertibkan keramba jaring apung di kawasan waduk. Pasalnya, penggunaan keramba jaring apung berpotensi mengotori air dari sisa pakan di dasar waduk.
"Jadi akan kita lepas liar ikannya di waduk, agar masyarakat tidak bikin Keramba Jaring Apung, kalau terlalu padat kan merusak lingkungan," ujar Susi.
Direktur Utama PJT II Djoko Saputro menambahkan, banyaknya populasi keramba apung di Jatiluhur telah mengganggu kelangsungan ekosistem dan kualitas air di waduk yang dibangun di daerah aliran sungai (DAS) Citarum.
"Di sana (Waduk Jatiluhur), per April 2017 ada 33.000 keramba apung. Ini membuat kualitas air bendungan menurun drastis. Kami coba bagaimana mengalihkan penataan keramba apung agar kualitas air bisa terjamin," ujar Djoko.
Saat ini, hasil tangkapan ikan di waduk Jatiluhur rata-rata sebesar 118.875 kilogram per tahun atau budi daya sebesar 1.359,44 ton per tahun atau senilai Rp13,8 triliun.