Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, posisi nilai tukar (kurs) mata uang rupiah tunduk di hadapan empat mata uang asing pada akhir Agustus 2017 lalu.
"Pada awal bulan, rupiah masih terapresiasi dari dolar Amerika Serikat, tapi pada minggu kelima Agustus, rupiah mengalami depresiasi dari semua mata uang asing," ujar Kepala BPS Suhariyanto, Jumat (15/9).
Ketjuk, sapaan akrabnya, merinci bahwa depresiasi terdalam terjadi pada euro. Tercatat, rupiah melemah hingga 2,66 persen menjadi Rp15.880,54 per euro. Diikuti, depresiasi sebesar 1,94 persen menjadi Rp121,02 per yen Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan terhadap dolar AS dan dolar Australia terbilang kecil depresiasinya, yaitu 0,05 persen dengan nilai sebesar Rp13.322,54 per dolar AS dan terdepresiasi 0,36 persen menjadi Rp10.557,75 per dolar Australia.
"Secara keseluruhan, pada akhir Agustus 2017, rata-rata nasional nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 6,64 poin," katanya.
Khusus untuk dolar AS, nilai tukar rupiah terendah terjadi di Kalimantan Timur dengan nilai Rp13.386 per dolar AS. Sedangkan yang tertinggi, terjadi di Papua dengan nilai mencapai Rp13.207,63 per dolar AS.
Sementara, depresiasi rupiah terbesar terhadap dolar Australia terjadi di Kalimantan Selatan sebesar 151 poin dan depresiasi terendah terjadi di Lampung sebesar 115 poin.
Kemudian, nilai tukar rupiah tertinggi terhadap yen Jepang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) Rp115,5 dan nilai tukar terendah terjadi di Banten senilai Rp123 per yen Jepang.
Terakhir, terhadap euro, nilai terendah rupiah terjadi di Maluku Utara sebesar Rp15.993 per euro dan nilai tertinggi terjadi di Papua Rp15.344 per euro.