Jonan Sebut Lifting Gas Tahun Ini Bisa di Atas Target

CNN Indonesia
Kamis, 28 Sep 2017 14:48 WIB
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan ada kemungkinan lifting gas di akhir tahun mencapai 6.960 MMSCFD, atau 1,2 juta barel minyak per hari.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan ada kemungkinan lifting gas di akhir tahun mencapai 6.960 MMSCFD, atau 1,2 juta barel minyak per hari. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, produksi siap jual (lifting) gas hingga akhir tahun akan lebih besar hingga 15 persen dari target pemerintah.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, pemerintah menargetkan lifting gas di angka 6.440 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Ada kemungkinan, nanti lifting gas di akhir tahun mencapai 6.960 MMSCFD, atau setara 1,2 juta barel minyak per hari (BOEPD).

“Targetnya kan 1,1 BOEPD, mungkin di akhir tahun bisa jadi 1,2 BOEPD,” ungkap Jonan ditemui di kantornya, Kamis (28/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Meski demikian, lifting minyak malah diperkirakan tidak sesuai dengan target. Jika target lifting di APBN 2017 tercatat 815 ribu barel per hari, maka ia memprediksi target lifting di akhir tahun berada di bawah 800 ribu barel per hari saja.

Ia berkaca dari realisasi lifting minyak hingga Agustus kemarin, di mana lifting hanya di angka 792 ribu barel per hari.

Kendati begitu, ia tetap menjamin bahwa PNBP migas di tahun ini akan lebih baik karena kontribusi gas yang melimpah. Di samping itu, perbaikan harga minyak pun ikut membantu perbaikan penerimaan negara.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) sepanjang delapan bulan di tahun ini di angka US$48,41 per barel, atau meningkat dibanding posisi yang sama tahun lalu US$37,34 per barel.

Oleh karenanya, tak heran jika kontribusi sektor migas ke penerimaan negara hingga September tercatat Rp92,43 triliun, atau lebih besar 10,25 persen dibanding selama 2016 sebesar Rp83,83 triliun.

“Dari segi penerimaan negara harusnya melebihi target,” ungkap Jonan.

Sementara itu, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Sukandar menuturkan, target lifting gas bisa lebih baik karena banyaknya proyek yang sudah berjalan sepanjang tahun ini.

Ia mencatat, tambahan produksi gas berasal dari proyek laut dalam Jangkrik di blok Muara Bakau yang dikelola Eni Muara Bakau BV, di mana produksinya sudah mencapai 450 MMSCFD. Selain itu, tambahan produksi ini juga berasal dari proyek Madura BD yang dikelola Husky-CNOOC Madura Ltd sebesar 1110 MMSCFD.


Ke depan, Indonesia juga akan memiliki tambahan pasokan gas dari proyek laut dalam Gehem-Gendalo kelolaan Chevron dengan ramalan produksi 1.120 MMSCFD, proyek Tangguh Train 3 kelolaan British Petroleum (BP), dan produksi masif dari blok Masela kelolaan Inpex Corporation.

“Kalau ditotal, semua tambahan gas ini bisa mencapai 4 ribu MMSCFD. Jumlah ini sangat besar, bahkan melebihi Gorgon Gas Project yang dikelola Chevron di Australia,” tutur Sukandar.

Hingga September 2017, lifting minyak tercatat di angka 792 ribu barel per hari atau 97,17 persen dari target. Sementara lifting gas bumi tercatat 1.134 MMSCFD, atau 98,61 persen dari target 1,15 juta setara barel minyak per hari.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER