Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang sehat untuk mendukung perekonomian yang sehat.
"Di dalam ekonomi yang sehat terdapat APBN yang sehat atau APBN yang sehat akan membuat ekonomi menjadi kuat," tutur Sri Mulyani saat menghadiri di Konvensi Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia di Ballroom Pertamina Pusat, Jumat (29/9).
Sri Mulyani mengungkapkan APBN merupakan alat bagi pemerintah untuk mengelola negara dan perekonomian. Pengelolaan negara bertujuan untuk menjadikan Indonesia negara yang sehat, berdaulat, adil dan makmur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, di dalam mengelola perekonomian, APBN bisa memegang fungsi alokasi sumber daya penerimaan. Selain itu, APBN juga berfungsi untuk distribusi sumber daya. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan dan mencegah kesenjangan sosial. Tak hanya itu, APBN juga merupakan alat pemerintah untuk stabilisasi di tengah gejolak perekonomian.
"Ekonomi itu tidak seperti jalur kereta yang semua lurus dalam rel. Ekonomi adalah mengelola banyak sekali volatilitas baik dari dalam maupun dari luar," ujarnya.
Oleh karena itu, menurut dia, APBN dirancang agar penerimaan bisa berperan sebagai sumber untuk mencapai berbagai tujuan seperti peningkatan investasi, pemerataan, maupun pengurangan kemiskinan.
"Makanya, pajak dipungut dan penerimaan diperbaiki. Salah satunya melalui reformasi pajak, termasuk kami melakukan
tax amnesty waktu itu dan sekarang kami melakukan
Automatic Exchange of Information," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Di saat yang bersamaan, pemerintah juga berupaya membelanjakan anggaran yang sejalan dengan upaya menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Untuk pos belanja APBN banyak diperuntukkan untuk pembangunan infastruktur, pertahanan, keamanan, kesehatan dan pendidikan.
"Kami tentu akan menjaga supaya APBN kita tetap sehat dan kuat secara berkelanjutan. Jangan sampai digunakan terlalu ngotot sehingga menjadi jebol," ujarnya.
Sebagai informasi, pemerintah tahun ini menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,2 persen. Untuk mewujudkannya, pemerintah mematok target penerimaan dan hibah sebesar Rp1.736,1 triliun dan belanja Rp2.133,3 triliun.