Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran Kredit Pemilikan Rumah dan Apartemen (KPR dan KPA) pada Agustus 2017 mencapai Rp389,2 triliun atau tumbuh dikisaran 10,4 persen
(year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu yang tumbuh 9,1 persen. Pertumbuhan KPR juga berada diatas pertumbuhan kredit secara keseluruhan para periode yang sama sebesar 8,4 persen
(yoy).Berdasarkan data uang beredar BI, penyaluran kredit secara keseluruhan pada Agustus, lebih tinggi dibandingkan Juli lalu sebesar 7,4 persen
(yoy). Total penyalurannya mencapai Rp4.514,5 triliun. Sementara itu, kredit properti pada Agustus, tumbuh 13,5 persen (yoy) atau melambat dibandingkan Juli sebesar 13,9 Persen
(yoy). Adapun, penyalurannya tercatat Rp762,1 triliun.
Melambatnya kredit properti ditengah pertumbuhan KPR dan KPA, disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan kredit konstruksi dan real estate. Pada Agustus, kredit konstruksi tumbuh melambat dari 23,4 persen
(yoy) menjadi 22,1 persen
(yoy), sedangkan kredit real estate tumbuh melambat dari 12,4 persen menjadi 8,5 persen.
Sementara itu, kredit konsumsi tercatat sedikit meningkat dibanding Juli dari 10,1 persen menjadi 10,2 persen. Penyaluran kredit konsumsi per Agustus 2017 mencapai Rp1.316,3 triliun.. "Peningkatan pertumbuhan KK tersebut utamanya terjadi pada peningkatan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun penyaluran kredit secara keseluruhan pada Agustus lalu, menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman didorong oleh penyaluran kredit pada segmen investasi. "Akselerasi pertumbuhan kredit terutama terjadi pada kredit investasi," terang Agusman dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (30/9).
Pada Agustus, kredit investasi tercatat mencapai Rp1.123 triliun atau tumbuh 6,8 persen
(yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu 6,2 persen (yoy). Pertumbuhan KI ditopang oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang tumbuh dari 6,8 persen
(yoy) pada Juli menjadi 7,3 persen
(yoy) , serta kredit sektor industri pengolahan yang tumbuh 4,8 persen (yoy) dari 4,4 persen
(yoy) pada Juli lalu.
Sementara itu, Kredit Modal Kerja (KMK) justru melambat dari 7,5 persen
(yoy) pada Juli lalu menjadi 7,3 persen (yoy) dengan nilai mencapai Rp2.057,3 triliun. "Terjadi pada sektor industri pengolahan serta sektor konstruksi, masing-masing melambat 5,3 persen
(yoy) dan 30,7 persen
(yoy) menjadi 4,6 persen
(yoy) dan 28 persen
(yoy) pada Agustus 2017," jelasnya.
Suku Bunga TurunBersamaan dengan pelonggaran suku bunga acuan BI (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) sebanyak 25 basis poin pada Agustus lalu, BI juga mencatat, suku bunga kredit dan suku bunga simpanan berjangka mengalami penurunan.
"Rata-rata suku bunga kredit perbankan sebesar 11,68 persen, turun 5 basis poin dari bulan sebelumnya," kata Agusman.
Sedangkan suku bunga simpanan berjangka dengan tenor satu, tiga, enam, hingga 24 bulan masing-masing tercatat sebesar 6,3 persen, 6,54 persen, 6,86 persen, dan 6,94 persen.
"Namun, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 12 bulan mengalami peningkatan dari 7,04 persen menjadi 7,06 persen pada bulan Agustus 2017," pungkasnya.