Tarif Ekspor Indonesia ke Iran Bakal Segera Dipangkas

CNN Indonesia
Senin, 02 Okt 2017 12:56 WIB
Kementerian Perdagangan menyatakan Iran merupakan mitra penting dan potensial bagi Indonesia dalam memperluas akses pasar di kawasan Timur Tengah.
Kementerian Perdagangan menyatakan Iran merupakan mitra penting dan potensial bagi Indonesia dalam memperluas akses pasar di kawasan Timur Tengah. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan telah melakukan pembahasan Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Iran yang salah satunya membahas penurunan tarif ekspor ke Negeri Para Mullah tersebut.

Direktur Perundingan Bilateral Kemendag, Ni Made Ayu Marthini menyatakan pembahasan PTA tersebut sudah mencapai putaran ke-4 yang berlangsung pada 28-30 September 2017 di Jakarta.

"Perundingan ini merupakan langkah konkret Indonesia yang hasilnya dapat dirasakan oleh para pelaku usaha. Tingginya biaya ekspor ke Iran disebabkan oleh tingginya tarif Iran, serta transaksi pembayaran yang harus melalui pihak ketiga. Dengan adanya penurunan tarif, maka biaya untuk ekspor ke Iran akan berkurang," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (2/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ia menambahkan, delegasi Iran dipimpin Deputy for Export Market Development, Iran Trade Promotion Organization, Ministry of Industry, Mines and Trade Mirhadi Seyedi. Perundingan ke-4 ini merupakan tindak lanjut dari perundingan putaran ke-3 yang dilaksanakan pada 8-9 Juli 2017 lalu di Tehran, Iran.

Made menjelaskan, pada perundingan sebelumnya, kedua negara lebih fokus untuk menyamakan persepsi dan membahas draf teks PTA dengan hasil menyepakati beberapa pasal.

"Pada perundingan kali ini, pembahasan masuk pada isu yang paling substansial, yaitu pembahasan modal dan produk yang akan dimintakan penurunan tarifnya. Pembahasan juga tidak terlepas dari draf teks Rules of Origin," ujar Made.

Lebih lanjut, menurut Made kedua negara sepakat untuk menyelesaikan perundingan secepat mungkin agar dapat segera diimplementasi.

"Setelah perundingan ini selesai, kedua negara sepakat melakukan putaran berikutnya, waktunya akan ditentukan kemudian. Diharapkan sebelum pertengahan tahun depan negosiasi telah disepakati," lanjutnya.

Pada putaran ke-5 nanti, Made menilai kedua pihak akan lebih fleksibel dan pragmatis dalam bernegosiasi dengan semangat menyelesaikan perundingan. Sehingga dapat menghasilkan dokumen yang berkualitas dan saling menguntungkan kedua negara.

Apalagi, ia menyatakan Iran merupakan mitra penting dan potensial bagi Indonesia dalam memperluas akses pasar di kawasan Timur Tengah.

"Indonesia diharapkan tidak kalah dengan negara-negara mitra Indonesia yang saat ini sedang atau akan melakukan negosiasi dengan Iran, dalam hal ini Free Trade Agreement (FTA) dengan Malaysia, PTA/FTA dengan Vietnam, FTA dengan Pakistan, dan Iran juga akan membentuk Free Trade Zone dengan Eurasian Economic Union (EAEU),” jelas Made.

Hubungan Dagang Indonesia-Iran

Neraca perdagangan Indonesia-Iran selama 2013-2016 selalu menunjukkan surplus bagi Indonesia. Data 2016 menunjukkan nilai ekspor Indonesia ke Iran mencapai US$235,19 juta dan impor Indonesia dari Iran sebesar US$103,4 juta.


Total perdagangan Indonesia-Iran periode Januari-Juli 2017 naik 201,82 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Dalam hal ini, ekspor Indonesia ke Iran pada periode ini sebesar US$175 juta dan impor Indonesia dari Iran mencapai US$208,2 juta.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Iran adalah kertas dan produk kertas, serta minyak kelapa sawit. Sementara komoditas impor Indonesia dari Iran adalah minyak bumi, gipsum, produk dari besi atau baja, dan sulfur.

Besaran struktur tarif ekspor ke Iran mulai dari 5 persen-55 persen, dan lebih dari sepertiga tarif Iran lebih besar dari 15 persen
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER