Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah dan pengusaha kompak meminta perbankan segera menurunkan bunga kredit untuk seluruh segmen. Pasalnya, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuannya
(7Days Reverse Repo Rate/7DRRR) sebesar 50 bps.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku, ingin perbankan lebih dulu menurunkan bunga kredit konsumsi sehingga bisa langsung menyokong daya beli masyarakat.
"Dampak ke ekonomi kalau ukuran waktu, barangkali kredit konsumsi, tapi yang dampaknya lebih besar investasi. Tapi itu bisa nanti," ujar Darmin di sela acara diskusi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Ritz Carlton Mega Kuningan, Selasa (3/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun sebelumnya, Darmin bilang, percepatan penurunan bunga kredit perbankan bisa didorong dengan pembentukan standar
(benchmark) bunga kredit bagi perbankan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Senada, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo melihat, penurunan bunga kredit perbankan diperlukan untuk menurunkan biaya pendanaan
(cost of funding) bagi industri.
"Kalau bunga kredit rendah,
cost of fund turun, maka investasi bisa lebih lancar. Sehingga, bisa percepat roda perekonomian," kata Mardiasmo pada kesempatan yang sama.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kebijakan Moneter, Fiskal, dan Publik Raden Pardede menyebut, banyak pengusaha yang mempertanyakan kapan perbankan menurunkan bunga kreditnya. Pasalnya, penurunan bunga dibutuhkan pengusaha agar kebutuhan permodalan untuk ekspansi bisnis bisa lebih murah.
Di sisi lain, pelonggaran bunga kredit segmen konsumsi juga bisa menopang daya beli masyarakat. "Ini memang salah satunya, soal kredit yang buat daya beli terganggu. Bukan cuma ke perbankan, kami juga tanya ke pemerintah," kata Raden.
Sementara itu, beberapa pengusaha Kadin yang turut hadir dalam diskusi tersebut juga berharap agar perbankan, khususnya bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mau merelakan sebagian keuntungannya untuk masyarakat dengan menurunkan bunga.
"Padahal 7DRRR sudah turun tapi butuh setengah tahun untuk perbankan turunkan? Kenapa perbankan BUMN sebagai agen pemerintah tidak mau merugi sedikit demi turunkan bunga kredit?" keluh perwakilan Kadin.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, kebanyakan perbankan masih butuh waktu untuk menurunkan bunga kredit lantaran perlu lebih dulu menyesuaikan suku bunga depositonya.
Di samping itu, bila bunga kredit diturunkan dan permintaan kredit bertambah, perbankan perlu mengantisipasinya dengan kecukupan pendanaan (funding). Lalu, perlu pula diantisipasi risiko kredit macetnya.
Hal-hal tersebut, kata Mirza, memang butuh waktu untuk disiapkan perbankan. Namun, khususnya untuk sumber pendanaan, BI sebenarnya sudah sejak lama mendorong perbankan untuk melakukan diversifikasi.
"Makanya sekarang mumpung perekonomian lagi bagus, carilah
funding. Sehingga, bisa kurangi
long term cost of fund," kata Mirza.