Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjual atau menggabungan (merger) anak dan cucu usahanya yang tidak sesuai dengan inti bisnis induk usahanya.
Jokowi mengatakan, masalah ini sudah dibahas di dalam rapat paripurna beberapa waktu lalu. Di dalam rapat itu, lanjutnya, ia bahkan sempat memarahi jajaran menteri yang berkaitan dengan masalah tersebut.
“Saya sudah perintahkan kemarin (untuk menjual atau merger cucu BUMN). Ngapain BUMN mengurusi catering, menyuci baju. Langsung saya tunjuk langsung,” ungkap Jokowi di Jakarta, Selasa (3/10).
Saat ini menurut dia, jumlah BUMN mencapai sekitar 118 perusahaan. Namun, anak dan cucu usahanya hampir mencapai 800 perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut menurut dia, sudah ada jauh sebelum pemerintahannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang buat anak cucu BUMN kan bukan saya, sudah ada dari dulu. Dijual saja anak (usahanya), kalau tidak di-merger,” ungkap dia.
Tak hanya itu, Jokowi juga meminta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) agar dimitrakan dengan pengusaha-pengusaha daerah. Ia menilai, langkah ini dilakukan agar tercipta kondisi usaha yang sehat antar pelaku usaha.
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani menilai BUMN berekspansi terlampau jauh dengan memiliki anak, cucu, hingga cicit usaha yang tidak sesuai bisnisnya. Hal tersebut menurut dia, bisa mematikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Anak cicit BUMN ini mengambil banyak porsi swasta dan UMKM. Contohnya, ada kegiatan catering untuk internal BUMN yang dibikin oleh cicit mereka. Kami ingin, BUMN ini kembali ke core bisnisnya,” ujar Rosan.