Jakarta, CNN Indonesia -- PT PP (Persero) Tbk menyatakan tidak akan mengambil kontrak dengan nilai yang terlalu besar karena pesanan untuk jasa yang belum terlayani (
backlog) pada 2018 mencapai sekitar Rp71 triliun.
Direktur Utama PT PP, Tumiyana menyatakan, terdapat masalah
backlog yang berasal dari kurangnya sumber daya manusia (SDM). Ia mengaku, pertumbuhan SDM yang dimiliki oleh PT PP saat ini hanya 15 persen.
"Kami tidak akan men-
drive kontrak baru yang terlalu besar," katanya, Rabu (4/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan pelat merah ini mampu membukukan pencapaian kontrak baru mencapai Rp 31,9 triliun hingga September kemarin dari target setahun yang ditetapkan sebesar Rp 40 triliun.
Sementara, total pencapaian margin bersih PT PP hingga September ini sudah mencapai Rp 1,1 triliun dari target setahun Rp 1,7 triliun. Tumiyana menjelaskan, pertumbuhan margin PT PP pada tahun ini mencapai 68 persen secara tahunan.
Sementara, di tahun depan, Tumiyana memproyeksikan pencapaian margin bersih yang akan diperoleh PT PP naik 30 persen dari target yang ditetapkan tahun ini.
Tumiyana menyatakan bahwa perusahaannya masih memiliki sisa pencapaian target kontrak baru sebesar sekitar Rp8 triliun hingga penghujung tahun 2017. Ia optimistis target tersebut dapat tercapai dalam tiga bulan.
"Angka Rp8 triliun itu bukan angka yang sulit kita capai dalam waktu tiga bulan," tegasnya.
Ia mengungkapkan, sisa kontrak tersebut masih dapat diperoleh dari beberapa proyek infrastruktur yang akan digarap oleh perusahaan konstruksi berplat merah tersebut.
Menurutnya, PT PP masih memegang beberapa tender pembangunan infrastruktur di berbagai daerah di Indonesia, seperti pembangunan bandara di Indonesia bagian Timur dan juga proyek jalan di Jawa Tengah.
Lebih lanjut, Tumiyana memproyeksikan bahwa di tahun depan pencapaian kontrak baru bisa mencapai Rp48 triliun. Angka tersebut naik 20 persen dari target pencapaian kontrak baru tahun ini.