Jakarta, CNN Indonesia -- PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) membukukan laba bersih sebesar Rp191,07 miliar pada paruh pertama tahun 2017. Angka itu merosot hingga 25,35 persen bila dibandingkan dengan semester I 2016 yang mencapai Rp255,96 miliar.
Penurunan keuntungan terjadi karena beban induk usaha produsen beras Maknyuss dan Cap Ayam Jago ini meningkat selama semester I kemarin. Tercatat, beban usaha perusahaan naik 1,6 persen menjadi Rp321,92 miliar dari Rp316,85 miliar.
Tak hanya itu, beban keungan perusahaan juga meningkat 6,45 persen dari Rp194,58 miliar menjadi Rp208,01 miliar. Ditambah dengan beban lainnya yang melonjak hingga 154,03 persen menjadi Rp14,23 miliar dari sebelumnya yang hanya Rp5,6 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan berbagai kenaikan beban tersebut, laba perusahaan semakin tertekan karena penjualan Tiga Pilar juga menurun. Perusahaan hanya membukukan penjualan sebesar Rp3,3 triliun, atau merosot 7,3 persen dari sebelumnya Rp3,56 triliun.
Beruntung, jumlah aset perusahaan masih tumbuh meski tipis menjadi Rp9,78 triliun. Perolehan itu meningkat 5,72 persen dari posisi akhir tahun 2016 sebesar Rp9,25 triliun.
Bila dirinci, jumlah aset itu terbagi atas liabilitas sebesar Rp5,3 triliun dan ekuitas sebesar Rp4,48 triliun. Keduanya naik dari posisi akhir tahun 2016.
Sebelumnya, anak usaha Tiga Pilar bernama PT Indo Beras Unggul (IBU) tersagkut kasus hukum karena dugaan penjualan beras subsidi. Kepolisian pun menetapkan Direktur PT IBU sebagai tersangka pada awal Agustus lalu.
Kasus ini bermula dari penggrebekan gudang beras milik PT IBU di kawasan Bekasi oleh Satuan Tugas (Satgas) Polri pada akhir Juli 2017. Perusahaan diduga telah melakukan tindak pidana dalam penjualan beras yakni dengan menjual beras subsidi sebagai beras premium dan memalsukan kandungan produk beras pada kemasannya.
Adapun, harga saham Tiga Pilar terpantau terus merosot bila dilihat sejak bulan Juli hingga awal Oktober ini. Pada akhir Juli, harga saham perusahaan masih berada di level Rp1.305 per saham, sedangkan saat ini anjlok hingga ke level sekitar Rp925 per saham.