Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memperkirakan, pemenuhan kebutuhan pendanaan BUMN maupun anak usahanya melalui pasar modal pada tahun depan akan lebih besar dibanding tahun ini. Tahun ini, BUMN cukup gencar mencari pendanaan melalui penerbitan surat utang yang nilainya mencapai sekitar Rp100 triliun. Selain itu, sejumlah anak usaha BUMN juga tengah berencana mencari pendanaan melalui penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) yang nilainya mencapai sekitar Rp11 triliun.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro menuturkan, BUMN masih akan mencari tambahan pendanaan yang cukup besar dari pasar modal hingga tahun 2019. Hal ini seiring dengan besarnya kebutuhan dana untuk proyek-proyek infrastruktur yang digarap BUMN. Pada tahun depan, BUMN pun menurut dia, masih akan mencari pendanaan melalui penerbitan obligasi, yang nilainya kemungkinan akan lebih besar dibanding tahun ini sekitar Rp100 triliun.
"Secara konvensional (pemenuhan dana dari pasar modal) masih tetap itu, yakni IPO dan bonds,” ujar Aloy di Jakarta, Rabu (4/10).
Aloy pun mengaku sudah mengomunikasikan kepada seluruh Deputi sektoral Kementerian BUMN untuk meminta BUMN membuat perencanaan aksi korporasi tahun depan yang masuk dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) BUMN. Tak hanya rencana penerbitan obligasi BUMN, rencana IPO anak usaha BUMN juga akan disampaikan dalam RKAP BUMN tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini perencanaan kan sampai Oktober, nanti akhir Oktober saya beritahu. Karena setelah penyusunan RKAP, nanti Desember (BUMN) akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)," terang Aloy.
Meski belum tahu pasti jumlah anak usaha BUMN yang akan melantai di bursa efek tahun depan, ia menyebut, ada kemungkinan nilai pendanaan yang ditargetkan dapat diperoleh dari IPO anak usaha tersebut lebih besar dibandingkan tahun ini. Tahun ini, terdapat empat anak usaha BUMN yang akan IPO dengan target perolehan sekitar Rp11 triliun.
Rencananya, PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia yang merupakan anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mulai melantai di bursa 10 Oktober 2017 mendatang. Sementara itu, PT PP Presisi, yang merupakan anak usaha PT PP (Persero) juga akan melantai November 2017.
“
So far so good untuk dua itu,” tambahnya.
Ia pun menambahkan, PT Wika Gedung dan PT Jasa Armada Indonesia akan mencatatkan sahamnya di sisa dua bulan tahun 2017.