Jakarta, CNN Indonesia -- Jalan PT Indonesia Airasia (IAA) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan skema
backdoor listing melalui emiten PT Rimau Multi Prima Tbk (CMPP) semakin mulus.
Pemegang saham Rimau Multi telah memberikan restu bagi perusahaan untuk menyerap
perpetual securities milik PT Indonesia Airasia (IAA) dari dana hasil penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau
rights issue oleh Rimau Multi.
Sebagai informasi,
perpetual securities merupakan surat berharga yang tidak memiliki jatuh tempo atau tanpa batas waktu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sudah disetujui, 76 persen (dari rights issue) untuk beli
perpetual securities dan menggunakan skema inbreng," ungkap Komisaris Utama, Donny P. Pranoto, Rabu (18/10).
Lebih rinci, perusahaan akan melempar saham baru sebanyak-banyaknya 13,64 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp250 per saham. Dengan begitu, perusahaan berpeluang mendapatkan dana segar hingga Rp3,41 triliun.
Kemudian, Rimau Multi akan menggunakan sekitar Rp2,6 triliun untuk menyerap
perpetual securities Indonesia AirAsia. Dalam hal ini, Indonesia AirAsia memiliki dua pemegang saham, terdiri dari PT Fersindo Nusaperkasa (FN) dan AirAsia Investment Ltd (AIL).
Fersindo Nusaperkasa memiliki
perpetual securities sebesar Rp1,32 triliun dan AirAsia Investment sebesar Rp1,27 triliun. Setelah Rimau Multi menyerap seluruh
perpetual securities tersebut, maka akan dikonversi menjadi saham baru 241.067 lembar saham. Artinya, Rimau Multi memiliki 57,25 persen saham Indonesia AirAsia.
"Jadi Fersindo Nusaperkasa dan AirAsia Investment akan masuk ke Rimau Multi melalui
right issue," jelas dia.
Secara bersamaan, Rimau Multi juga mendivestasikan dua anak usahanya PT Multi Mekar Lestari (MML) dan PT Rimau Shipping (RS). Untuk keseluruhan saham di Rimau Shipping dialihkan kepada PT Senamas Indo Mulia dan Kevin Yatmiko sebagai pihak yang terafiliasi oleh perusahaan.
"Setelah transaksi divestasi, maka perusahaan hanya memiliki satu entitas anak yaitu Indonesia AirAsia," sambungnya.
Dengan demikian, kepemilikan saham Rimau Multi akan dimiliki oleh PT Rimau Multi Investama sebesar 1,55 persen, publik 0,48 persen, Fersindo Nusaperkasa 49,96 persen, AirAsia Investment 48 persen.
"Kami melihat perpektif bisnis (Airasia), prospek penerbangan baik untuk perusahana kami," jelas Donny.
Menurutnya, Indonesia Airasia akan menambah armadanya setelah proses
backdoor listing ini berlangsung. Sementara, rute bagi penerbangan luar negeri akan ditambah.
Untuk waktunya sendiri, perusahaan memproyeksi Indonesia Airasia akan masuk di Rimau Multi pada akhir November mendatang. Setelah RUPSLB ini, manajemen akan meminta persetujuan ke regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Tapi kami tunggu keputusan dari Air Asia," pungkas dia.