BI Desak Perbankan 'Irit' Biaya Operasional

CNN Indonesia
Sabtu, 21 Okt 2017 19:50 WIB
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyatakan, biaya operasi perbankan di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perbankan di luar negeri.
Ilustrasi. (REUTERS/Darren Whiteside).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mendesak perbankan untuk menurunkan beban biaya operasional agar suku bunga kredit juga bisa menyusut seiring dengan penurunan suku bunga acuan BI dua kali berturut-turut menjadi 4,25 persen.

Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, menyatakan biaya operasi perbankan di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perbankan di luar negeri.

Lebih rinci, bila rata-rata biaya operasi perbankan Indonesia bisa mencapai tiga persen hingga 3,5 persen terhadap total aset, maka perbankan di kawasan Asia Tenggara hanya berkisar satu hingga dua persen terhadap total aset.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Artinya perbankan di Indonesia tidak efisien, sekitar 100 basis poin sampai 150 basis poin. Jadi yang harus bisa diturunkan itu biaya operasinya," terang Mirza pada Jumat (20/10) lalu.

Dengan kata lain, perbankan tidak dilarang untuk menjadikan tingginya beban biaya operasional sebagai alasan suku bunga kredit sulit untuk diturunkan. Terlebih lagi, andai biaya dana (cost of fund) sudah diturunkan.

"Jadi jangan cost of fund sudah turun, suku bunga kredit tidak turun. Pakai teknologi dan sebagainya," sambung dia.


Lebih lanjut ia menjelaskan, BI sendiri telah menurunkan suku bunga sebanyak delapan kali sejak Januari 2016 dengan jumlah 200 basis poin atau dua persen. Penurunan tersebut berdampak pada turunnya suku bunga deposito hingga 160 basis poin.

"Nah, memang suku bunga kredit penurunannya belum sejalan ya angkanya," imbuhnya.

Sebelumnya, baik BI maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berpendapat suku bunga kredit baru bisa turun pada awal tahun depan. Penurunan suku bunga kredit perlu menunggu turunnya suku bunga deposito.

Asisten Gubernur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Dody Budi Waluyo, menyatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan permintaan kredit menjadi delapan persen dari 10 persen pada akhir tahun ini.

Sementara, Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, menjelaskan perubahan suku bunga deposito juga bisa menghabiskan waktu hingga enam bulan. Di saat bersamaan, jangka waktu perubahan suku bunga kredit minimal enam bulan dari penurunan suku bunga deposito.

Jika perbankan bisa menurunkan suku bunga deposito langsung satu bulan pada September, penurunan suku bunga kredit paling cepat terjadi pada Maret 2018.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER