DPRD Soroti 'Saling Sikut' Bank Jateng dan BPR Milik Pemda

CNN Indonesia
Selasa, 24 Okt 2017 14:24 WIB
Kendati sama-sama dimiliki pemerintah daerah (pemda), Bank Jateng dan BPR BKK dinilai DPRD tidak bersiner sehingga banyak terjadi gesekan dalam mencari nasabah.
Kendati sama-sama dimiliki pemerintah daerah (pemda), Bank Jateng dan BPR BKK dinilai DPRD tidak bersiner sehingga banyak terjadi gesekan dalam mencari nasabah. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah tengah menyoroti kinerja dua bank milik pemerintah daerah (pemda), yakni PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) dan BPR BKK. Kendati sama-sama dimiliki pemda, keduanya dinilai tidak bersinergi sehingga terjadi banyak 'gesekan' dalam mencari nasabah.

Ketua DPRD Jawa Tengah Rukma Setyabudi mengaku, pihaknya menerima banyak keluhan dari BPR BKK di beberapa Kabupaten/Kota dimana segmen pasarnya terus dipenetrasi oleh Bank Jateng, bahkan hingga ke tingkat paling bawah seperti Kecamatan/Kelurahan.

"Banyak itu kalangan BPR BKK pada mengeluh, kok nasabahnya pada beralih ke Bank Jateng. Ini karena program kreditnya memiliki bunga lebih kecil dari BPR/BKK. Padahal sumbernya sama, kenapa harus ada saling sikut. Ini kan tidak baik, makanya kami soroti ini", ungkap Rukma di Semarang, Senin (23/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada dengan Rukma, Ketua Komisi C DPRD Jawa Tengah Asfirla Arisanto menyebut, Bank Jateng memang menjadi penopang Pendapatan Asli Daerah (PAD) kedua dengan deviden terbesar yang mencapai lebih dari Rp 330 miliar. Namun, dengan rencana mergernya BPR BKK di Jatwa Tengah, maka pondasi BPR tersebut akan lebih kuat dengan aset hingga Rp 9,6 triliun.

Keluhan saling sikut berebut nasabah ini juga membuat dana yang dimiliki BPR BKK bisa harus mengendap lama di Bank Jateng, tidak bisa diputarkan karena berkurangnya nasabah. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka kalangan BPR BKK disebut akan memindahkan dananya ke bank lain.

"Gerilya Bank Jateng sampai level terbawah yang seharusnya merupakan market BPR/BKK pastinya meresahkan kami. Ya sudah, kalau dibiarkan terus, kami akan menarik dana kami yang berjumlah Rp. 200 milyar di Bank Jateng untuk dipindahkan ke bank lain", kata Dirut PD BPR BKK Purwokerto Kabupaten Banyumas Sugeng Prijono.

Menanggapi adanya keluhan ini, Bank Jateng siap membuka diri dan berkomunikasi untuk mencari solusinya.

"Sebagai mitra tentunya kami ingin bekerja bersama agar maju dan bertumbuh. Mari kita cari solusi bersama", ungkap Kepala Divisi Perwakilan Bank Jateng Antoni.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER