Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri Tbk berencana memperluas layanan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui agen Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusi) menggunakan mesin
Electronic Data Capture (EDC). Dengan demikian, nasabah KUR dapat menarik dana pinjamannya yang telah cair melalui agen.
Direktur Konsumer Bank Mandiri Tardi mengatakan, saat ini perusahaan telah menerapkan penggunaan EDC untuk akses KUR tersebut, tetapi baru diberikan terbatas ke nasabah yang berada di kawasan Jawa Barat (Jabar).
"Saat ini bisa dilihat di Jabar, kami gunakan EDC, sebelumnya kami gunakan
handphone sebagai
tools. Jabar telah gunakan EDC, lebih
wearable, lebih bagus. Itu penetrasi lebih cepat," ujar Tardi di kantornya, Selasa (24/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, Bank Mandiri ingin memperluas penggunaan EDC pada agen, agar nasabah di kawasan lain bisa turut merasakan manfaatnya. Adapun, saat ini, kata Tardi, perusahaan tengah menghitung alokasi dana tambahan untuk investasi membeli mesin-mesin EDC itu.
Sayang, Tardi masih enggan berbagi nominal yang akan digelontorkan perusahaan pelat merah itu. Namun, penggunaan EDC itu baru akan digencarkan lebih masif pada tahun depan. "Belum bisa diumumkan (alokasi investasinya)," imbuhnya.
Bersamaan dengan itu, perusahaan juga akan menambah jumlah agen Laku Pandai. Namun, lagi-lagi ia masih enggan berbagi target. Sedangkan saat ini, jumlah agen laku pandai Bank Mandiri telah mencapai 31 ribu dengan jumlah rekening hampir 1 juta.
Adapun realisasi penyaluran KUR Bank Mandiri, telah mencapai Rp9,11 triliun pada akhir September 2017. Capaian itu sekitar 70 persen dari target yang mencapai Rp13 triliun tahun ini.
KUR tersebut telah disalurkan kepada sekitar 123 ribu debitur dalam sembilan bulan ini. Sedangkan secara akumulasi seluruh KUR yang telah disalurkan sejak program berlangsung telah mencapai Rp44,1 triliun dan disalurkan ke 931 ribu debitur.
Bank Mandiri mengklaim, sekitar 43 persen KUR disalurkan ke sektor produktif, seperti pertanian, perikanan, dan kehutanan. "Artinya capaian ini sudah sesuai dengan arahan pemerintah untuk menyalurkan sekitar 40 persen ke sektor produktif," pungkasnya.
Siap Pangkas BungaTardi juga bilang, perusahaan siap memberikan KUR dengan suku bunga yang lebih rendah pada tahun depan sesuai dengan keinginan pemerintah. Pemerintah sebelumnya berencana memangkas bunga KUR dari 9 persen menjadi 7 persen.
"Kami mesti ikuti arahan pemerintah, bagaimana cara jualnya, supaya KUR jadi entry point untuk gerakan masyarakat untuk dapat akses pembiayaan yang lebih cepat," katanya.
Namun, menurutnya, perusahaan perlu lebih dulu menyiapkan penyesuaian agar pemberian kredit tetap efisien. "Bunga tujuh persen ini pasti bagus, cuma tinggal bagaimana kami tekan
cost, salah satunya dengan bangun keagenan laku pandai," jelasnya.
Selain itu, perusahaan juga punya tugas agar pemberian KUR kepada masyarakat benar-benar tepat dan berhasil mengembangkan ekonomi masyarakat. Sehingga, dalam waktu satu hingga dua tahun setelah menerima KUR, nasabah bisa beralih menjadi nasabah yang memanfaatkan kredit komersil.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah dan perbankan masih mengkaji kebijakan pemangkasan suku bunga KUR. Hanya saja, kebijakan itu baru bisa diterapkan pada tahun depan.