Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai, tercapainya rekor baru indeks harga saham gabungan (IHSG) ke posisi 6.025 menunjukkan kepercayaan investor terhadap perekonomian dan pasar modal domestik yang tinggi.
"Ini bukti ada kepercayaan investor terhadap pemerintah dan pasar modal Indonesia. Cadangan devisa positif, nilai tukar rupiah stabil, dan produk domestik bruto (PDB) tumbuh," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Rabu (25/10).
Hari ini, IHSG BEI ditutup menguat 73,35 poin atau 1,23 persen menjadi 6.025,43. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 11,79 poin (1,19 persen) menjadi 995,93. Adapun pada sepanjang tahun ini, kenaikan IHSG sebesar 13,35 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito menjelaskanm sentimen kinerja kuartal ketiga emiten yang positif menjadi salah satu faktor yang membuat investor melakukan akumulasi beli saham. Selain itu, kuatnya investor domestik turut menjadi penopang IHSG. Saat ini, sebanyak 45 persen investor baru yang bergabung di bursa merupakan investor domestik.
"Kalau domestik kita kuat, emitennya bagus, mestinya bertahan," kata Tito.
Direktur Pengembangan BEI, Nicky Hogan menambahkan bahwa kenaikan IHSG juga tidak lepas dari kontribusi investor domestik yang aktif melakukan transaksi saham.
"Sejak dua bulan lalu, saya minta dibuatkan riset terkait kabar daya beli di dalam negeri menurun, tetapi kami melihat di pasar positif. Dengan ini terkonfirmasi bahwa terjadi pergeseran di masyarakat yang sebelumnya belanja menjadi investasi," katanya.
Sementara itu, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menjelaskan, penguatan IHSG seiring dengan optimisme investor terhadap saham-saham sektor konstruksi dan produsen semen setelah disetujuinya Undang-Undang (UU) APBN 2018, yang diantaranya mencakup belanja negara Rp2.220,7 triliun.
Menurut dia, anggaran belanja pemerintah menjadi salah satu perhatian investor di pasar saham. Selain itu, perkiraan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2018 yang dipatok tumbuh 5,4 persen turut menjadi sentimen positif bagi pasar saham domestik.