Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan investasi asal Amerika Serikat KKR & Co LP mengakuisisi sebanyak 12,64 persen saham PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) menggunakan sumber pendanaan dari Asian Fund III.
Berdasarkan rilis yang diterima pada Kamis (26/10), investasi KKR di perusahaan pembuat roti itu merupakan investasi ketiganya di perusahaan konsumen nasional dalam kurun kurang dari 1,5 tahun.
Sebelumnya, KKR berinvestasi di perusahaan agribisnis Japfa Comfeed dan penyedia layanan transportasi berbasis aplikasi Gojek Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Direktur PT Nippon Indosari Corpindo Tbk Wendy Yap mengaku mengapresiasi KKR yang menaruh dananya dan menjadi investor perseroan.
"Kami meyakini pengetahuan dan pengalaman KKR pada sektor konsumen akan membawa manfaat, terutama memacu pertumbuhan bisnis perusahaan," kata Wendy dalam keterangan tertulis, Kamis(26/10).
Managing Director KKR Asia Jaka Prasetya menyampaikan, aksi akuisisi itu menegaskan keyakinan yang kuat terhadap pertumbuhan sektor konsumen yang berkelanjutan.
Dia meyakini, Indosari berada dalam posisi yang tepat untuk meraih peluang bisnis di dalam maupun luar negeri.
KKR memprediksi, pertumbuhan domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia akan tumbuh signifikan dalam jangka pendek, seiring dengan percepatan tren urbanisasi dan sebagian populasi Indonesia yang berada pada usia produktif.
Dia menilai, konsumen kelas menengah kian tumbuh dan menuntut tersedianya produk-produk berkualitas dan layanan bernilai tambah. Hal ini dinilai mampu mendorong pertumbuhan jangka panjang sektor produk konsumen.
KKR merupakan perusahaan investasi global yang mengelola berbagai aset, termasuk ekuitas swasta, energi, infrastruktur,
real estate, kredit, dan
hedge fund yang dikelola melalui mitra bisnis KKR.
Indosari memiliki 10 fasilitas pabrik di delapan kota di Indonesia. Produk roti didistribusikan melalui jaringan dengan 67.000 titik penjualan di seluruh Indonesia.
Sebelumnya, Nippon Indosari menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau
rights issue sebanyak 1,15 miliar dengan nominal Rp20 per saham untuk membangun pabrik baru.