Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan terus mengembangkan tiga program kemitraan petani yang sedang berjalan. Pasalnya, Bappenas menilai kunci kesuksesan program kemitraan antara petani dengan organisasi atau lembaga lain adalah yang bersifat
Bussiness to Bussiness (B2B).
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan tiga program yang akan dikembangkan itu adalah: pertama, kemitraan yang dijalin bersama para pengusaha yang tergabung dalam Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture (PISAgro) demi tujuan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para petani.
"Program kemitraan PISAgro tersebut memberikan keuntungan bagi para petani yang tergabung. Petani diperkenalkan dengan teknologi dan juga cara bertani yang baik untuk meningkatkan produktivitas mereka, dan juga akses keuangan," katanya, Senin (30/10)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, terdapat proyek Partnership for Promoting Rural Income through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) yang merupakan kerja sama Indonesia dengan Australia untuk mendekatkan petani dengan pasar.
Selain itu juga ada program dengan Amerika Serikat yang bertujuan untuk mendekatkan petani dengan pasar ekspor. Ia menjelaskan fokus pengembangan dalam program kemitraan ini adalah petani vanila yang ada di Papua. Terkait program ini, Bambang menerangkan itu tak akan hanya membantu petani dalam produksi vanila, juga membantu mereka mencari pasar hasil tani.
"Sekarang, kami di Bappenas ingin membuat program ini pada skala yang lebih besar. Diekspansi tidak hanya ke berbagai daerah tetapi juga ke komoditas lain," pungkas Bambang.