Jakarta, CNN Indonesia -- Harga saham PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) langsung melejit 49,46 persen atau 685 poin ke level Rp2.070 per saham pada perdagangan perdananya, Rabu (1/11).
Direktur Utama M Cash mengungkapkan, perusahaan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 10,69 kali selama masa penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO).
Khusus investor ritel, jumlah oversubscribed mencapai 69,5 kali. Sedangkan investor institusi mengalami oversubscribed sebanyak 9,3 kali atau setara dengan Rp2,9 triliun. Dari sisi asal investor, sebanyak 62,3 persen saham M Cash diminati oleh investor lokal dan asing 37,7 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melalui IPO M Cash ini kami ingin memperluas jangkauan kios digital kami ke seluruh lapisan masyarakat serta memberikan edukasi dan awareness kepada masyarakat terhadap model bisnis ini, papar Martin, Rabu (1/11).
Melalui gelaran IPO, M Cash melepas sebanyak 216.983.300 lembar saham atau setara dengan 25 persen dari modal yang ditempatkan. Dengan harga saham yang dipatok Rp1.385 per saham, maka perusahaan meraih dana segar sebesar Rp300 miliar.
"Sekitar 60 persen dana IPO saham M Cash akan digunakan untuk modal kerja tahun depan," terang dia.
Selanjutnya, sisa dananya sekitar 30 persen bakal dipakai untuk pembelian mesin, perangkat lunak, dan infrastruktur teknologi informasi. Sementara, perusahaan bakal memanfaatkan sisa dana 10 persen untuk meningkatkan kompetensi perusahaan.
"Saat ini kami memiliki 1.000 kios an menargetkan 4.000 kios pada tahun 2018 dan 1.000 kios pada tahun 2020," sambungnya.
Dalam hal ini, perusahaan memilih PT Kresna Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Menurut Direktur Utama Kresna Sekuritas Octavianus Budiyanto mengatakan, beberapa investor institusi berasal dari Hong Kong, Austalia, Amerika Serikat (AS), dan Singapura.
"Dengan anchor investornya PAG Asia Capital dan Maybank Asset Management," ujar Octavianus.
Melalui pencatatan ini, maka M Cash menjadi emiten kedua start up yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini.